MATARAM, Warta NTB – Menghadapi kemajuan pembangunan di NTB, khususnya dengan terpilihnya NTB sebagai tuan rumah penyelenggaraan event internasional MotoGP di Kawasan Mandalika Lombok pada tahun 2021 mendatang, akan berdampak besar terhadap masuknya investor-investor besar dan hebat dari luar negeri. Kemajuan ini tentu akan sejalan dengan kebutuhan akan pendidikan yang hebat dan tentunya bertarap internasional.
Terkait dengan hal itu, Gubernur NTB Doktor Zul menginginkan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) yang ada di NTB ini, menjadi salah satu model sekolah islam terpadu yang bertarap internasional di Indonesia. Harapan besar orang nomor satu di NTB itu disampaikan dalam keynot speakernya pada acara parenting akbar JSIT (Jaringan Sekolah Islam terpadu) Indonesia, di Ball Room Islamic Center NTB, Kamis, (28/3/2019).
Oleh karena itu gubernur menekankan, kedepan tenaga pendidik di Sekolah Islam Terpadu yang ada, dalam proses pendidikan kepada siswa, tidak hanya ditekan untuk pandai menghafal Qur’an, pandai belajar agama, tapi juga harus unggul dan tidak boleh lemah dalam pelajaran matematika sains dan teknologi.
“Salah satu kelemahan dunia Islam, terutama Sekolah Islam di Jakarta dan termasuk di NTB ini, adalah kita pandai menghafal Qur’an, kita pandai belajar agama, tapi biasanya lemah dalam pelajaran matematika sains dan teknologi”, ungkapnya.
Doktor Zul berharap, kedepan JSIT harus mampu memiliki guru-guru yang mampu menberitakan kepada anak-anak didik kita tentang keagungan Allah SWT, tapi juga mampu menceritakan bagaiman maha besarnya Allah SWT, dengan cerita-cerita indah di Dunia Matematika sains dan teknologi.
“Saya menginginkan anak-anak Nusa Tenggara Barat mampu menghafal Qur’an, mampu menghafal Hadist Nabi Muhammad SAW, tapi juga harus mampu menjadi Dokter yang baik, mampu menjadi Bankers, mampu menjadi ekonom, insinyur dan profesi-profesi lainnya”, harapnya.
Untuk itu, bagaimana kedepan membangun strategi untuk membangkitkan rasa cinta kepada anak terhadap sains dan teknologi. Dengan menghadirkan tenaga pendidikan yang baik dan handal. “Hampir semua tempat di dunia ini alergi dengan Matematika, namun karena gurunya yang baik kita jadi senang memperlajarinya”, ujarnya.
Keberadaan JSIT harus mampu merubah hal itu, dengan menghadirkan guru matematik sains dan teknologi dengan berpenampilan menarik, artikulasinya memukau, sehingga semua anak NTB pandai agama, pandai hadist tapi juga pandai matematika sains dan teknologi.
Menurutnya dalam menunjang hal tersebut, JSIT di Lombok, harus secara berkala dan reguler mengupgrade kemampuan guru-gurunya. Tidak saja dengan ilmu-ilmu agama tapi juga guru-guru berhak menikmati indahnya kehidupan duniawi. Dengan mengirim guru-guru study banding ketempat lain yang lebih indah. “Dalam waktu dekat saya juga akan mengirim 25 guru PAUD dari Kecamatan Seteluk, Sumbawa Barat, untuk melakukan studi banding terkait pendidikan Anak Usia Dini di Negara Malaysia”, ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur juga menyerahkan secara simbolis Kunci 25 Rumah guru dan rehab 8 sekolah terdampak gempa yang telah selesai dibangun dan direhab dengan bantuan Jaringan Sekolah Islam Terpadu di Indonesia.
“Mudah-mudahan aksi nyata JSIT ini bahwa keinginan merubah dunia sudah dimulai dengan merubah diri kita sendiri, bermetamorfosis menjadi satu komunitas menjelma menjadi satu gerakan membangun pendidikan sekolah islam terpadu di seluruh Indonesia,” pungkasnya. (WR)