MATARAM, Wartantb.com – Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh memastikan akan membebaskan tanah untuk melanjutkan pembuatan bendungan atau embung dan hutan kota di Kelurahan Babakan Kecamatan Sandubaya Kota Mataram serta kelanjutan pembangunan jalan di sempadan Sungai Jangkuk pada tahun 2017.
Kepastian untuk pembebasan tanah tersebut disampaikan Wali Kota di sela-sela peninjauan yang dilakukannya di dua lokasi tempat kedua proyek pekerjaan tersebut akan segera dilaksanakan atas kerjasama antara Pemerintah Kota Mataram dengan Kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara.
Pertama, Walikota didampingi oleh kepala-kepala SKPD terkait lingkup Kota Mataram dan perwakilan dari Kantor BWS Nusa Tenggara meninjau lokasi yang akan dijadikan akses jalan pinggir sungai Jangkuk di Kelurahan Pejeruk Kecamatan Ampenan Kota Mataram.
Akses jalan yang akan dibangun di lokasi tersebut merupakan kelanjutan dari pekerjaan sebelumnya, jalan terusan yang telah selesai dibangun di pinggiran Sungai Jangkuk antara jembatan Udayana sampai dengan jembatan Dasan Agung sepanjang satu kilometer. Dari jembatan Dasan Agung itu pula jalan terusan akan dilanjutkan sampai Pantai Ampenan sepanjang satu kilometer.
Selanjutnya Wali Kota beserta seluruh rombongan bergerak menuju lokasi berikutnya di Kelurahan Babakan Kecamatan Sandubaya Kota Mataram untuk meninjau lokasi tempat akan dijadikannya embung dan hutan kota.
Ditempat tersebut Wali Kota melihat secara langsung embung yang tengah dalam proses pembangunan, yang akan menjadi solusi penanganan banjir dan genangan di Kota Mataram. Bendungan tersebut akan menampung air yang datang dari kawasan hilir sehingga tidak langsung mengalir ke Sungai Unus yang memang rawan meluap. Selain itu pembangunan embung tersebut juga akan dilaksanaan bersamaan dengan pembuatan hutan kota.
Menurut rencana semula dikatakan Wali Kota, embung dan hutan kota akan dibuat diatas lahan seluas 1,4 hektar. Namun rencana tersebut kemudian sedikit berubah dengan akan memperluas lagi luas lahan sampai dengan lima hektar untuk membuat waduk.
Selain untuk menanggulangi luapan yang kerap terjadi di Sungai Unus, waduk tersebut nantinya dapat sekaligus dijadikan tempat wisata alternatif, maupun untuk memproses air baku yang nantinya akan dapat melayani beberapa wilayah untuk kebutuhan air bersih.
Karena alasan itulah Wali Kota mengajak serta perwakilan BWS Nusa Tenggara untuk ikut meninjau lokasi. “Kita butuhnya lima hektar. Nanti akan diusulkan ke pusat oleh BWS”, ujarnya.
Sementara mengenai rencana pembuatan akses jalan terusan di sepanjang sempadan Sungai Jangkuk, Wali Kota mengatakan bahwa rencana tersebut sudah lama diprogramkan dan menjadi bagian dari program normalisasi sungai.
Untuk menyambung lagi jalan yang sudah sampai di Jembatan dasan Agung sampai Ampenan, akan dibebaskan 31 lahan warga yang harus dibebaskan pada tahun 2017 mendatang dari bagian utara sungai terlebih dahulu.
Jalan bagian selatan sungai akan menyusul kemudian, karena untuk pembebasan lahannya diakui cukup berat mengingat cukup banyak bangunan permanen yang mepet ke sungai. “Akan dibuat juga beberapa jembatan sebagai akses penyeberangan. Selama ini saya lihat jarak antara jembatan yang sudah ada cukup jauh”, tutupnya. (ufi/tim-humas)