[Video] Semangat Gotong Royong BPJS Kesehatan

1875

Wartantb.com – Di masa yang lalu semangat kebersamaan sangat kental mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia. Orang-orang menyebut semangat kebersamaan itu “Gotong Royong”. Yang berat sama dipikul yang ringan sama dijinjing. Saat itu tak ada kesukaran yang tak ditanggung bersama. Jika seseorang sakit keras, warga sekitar langsung membantu. Entah menyumbang uang, waktu atau tenaga.

Di era modern saat ini, semangat kebersamaan dalam gotong royong di Indonesia masih belum hilang. Apalagi dengan kemajuan teknologi, gotong royong di bawa ke tingkat yang lebih tinggi. Dari skala Rukun Tetangga ke skala nasional. Gotong royong menjadi prinsip dasar skema pembiayaan fasilitas kesehatan program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

Sebelum JKN-KIS diwajibkan bagi warga Negara Indonesia, jaminan kesehatan bagaikan barang mewah. Tidak setiap orang memilikinya. Hanya yang mampu saja. Tapi kini semua orang dapat berobat. JKN-KIS mengejawantahkan semangat gotong royong saat rakyat Indonesia rutin membayar iuran kesehatan untuk subsidi silang.

Di mana iuran peserta yang sehat membantu membiayai mereka yang sakit. Sesuai amanat Undang-undang, jaminan kesehatan diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.

Perjalanan program jaminan kesehatan sejatinya berawal sejak tahun 1986. Saat itu Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. G.A. Siwabessy membentuk Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK), cikal bakal program Jaminan Kesehatan Nasional. Tahun 1984 status BPDKP diubah menjadi Perusahaan Umum Husada Bhakti. Satus Perum kemudian diubah menjadi Perseroan Terbatas Asuransi Kesehatan(PT Askes) tahun 1992. PT. Askes selanjutnya bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan tahun 2014.

Dalam perkembangannya jumlah peserta JKN-KIS hungga 30 September 2016 mencapai 169.357.677 orang. BPJS Kesehatan terus memastikan pelayanan kesehatan bagi peserta JKN-KIS terus ditingkatkan. Ditunjang oleh fasilitas kesehatan yang memadai. Hingga tanggal 30 September 2016 terdapat 20.477 Fasilits Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang menjadi garda depan program JKN-KIS. Sementara Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) mencapai 5.072. Terdiri atas 1.971 Rumah Sakit, 1.270 Klinik Utama, 2.019 Apotik dan 955 Optik.

Sampai dengan 30 September 2016 terdapat 528 titik pelayanan BPJS Kesehatan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah pegawai sebanyak 7.206 orang. Dana JKN-KIS dikelola oleh BPJS Kesehatan secara maksimal untuk menyediakan fasilitas kesehatan bagi peserta.

Tahun 2015 pemanfaatan dana dapat dilihat dari jumlah kunjungan rawat jalan tingkat pertama yang mencapai 100.617.378 kunjungan. Untuk rawat jalan tingkat lanjutan sebanyak 39.813.428 kunjungan. Sementara untuk rawat inap tingkat lanjutan sebanyak 6.311.146 kasus rawat inap. Biaya kesehatan yang selama ini telah dikeluarkan sebesar 57,08 Triliun Rupiah sepanjang tahun 2015.

Dalam fungsinya sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan, peran BPJS Kesehatan sangat vital bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Masyarakat menaruh harapan besar di atas pundak BPJS Kesehatan. Di saat yang sama diperlukan gotong royong dari berbagai pemangku kepentingan untuk menyukseskan program JKN-KIS.

Gotong royong ada dalam darah bangsa Indonesia. Jangan lupakan! Semangat kebersamaan, semangat saling membantu. Bersama BPJS Kesehatan, ayo sukseskan program JKN-KIS untuk Indonesia yang lebih sehat. (W-01)