[Video] Masjid Islamic Center NTB

1887

Wartantb.com – Masjid Islamic Center atau IC yang berada tepat di jantung kota Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan referensi dari keberadaan masyarakat NTB. Hal itu tidaklah berlebihan jika ditinjau dari mayoritas masyarakat NTB yang rata-rata memeluk Islam sebagai agamanya. Kenyataan ini melahirkan ungkapan, di mana ada masyarakat Islam, di sana pula ada masjid. Dalam hal ini IC, baik dari sisi fisik dan kualitas hendak menunjukan keberadaan masyarakat NTB yang besar.

“Islamic Center adalah pusat Islam yang berperadaban yang diharapkan mampu menjadi etalase islam yang Rahmatan Lil Alamin di Provinsi Nusa Tenggara Barat,” ungkap Gubernur NTB Dr. K.H. TGH. Muhammad Zainul Majdi, M.A pada saat pidato peresmian Islamic Center.

Islam sebagai agama mayoritas masyarakat Nusa Tenggara Barat telah melahirkan kebudaya-kebudayaan Islam itu sendiri. Dari ujung timur Nusa Tenggara Barat sampai ujung barat terdapat ribuan masjid. Dari satu kampung ke kampung lainnya, masjid bertebaran seolah menegaskan keberadaan Islam dan kebudayannya.

Masjid-masjid itu dibuat dari bentuk sederhana sampai pada bentuk yang sangat variatif. Dari bentuk-bentuk masjid, sebenarnya dapat pula dipahami terdapat periodisasi dalam perkembangan masyarakat Islam.

Misalnya dari bentuk masjid yang paling awal berdiri, dapat disaksikan betapa sederhana kebudayaan masyarakatnya, seperti Masjid Bayan, Masjid Rambitan atau Masjid Songa yang terletak di Pulau Lombok bagian utara, selatan dan timur yang ditengarai sebagai bentuk masjid yang paling awal dibuat.

Masjid Bayan jikalau dikomparasikan dengan bentuk masjid yang dikenal secara luas, maka dapat dikatakan bentuk masjid ini merupakan bentuk masjid yang sangat sederhana, menggambarkan situasi dan kondisi masyarakat Islam pada waktu itu. Namun demikian, tetap dapat diidentifikasi, bahwa bangunan tersebut merupakan bangunan suci tempat masyarakat Islam mendirikan sholat.

Periodisasi berikutnya adalah adanya kesadaran masyarakat Islam mengenai identitas. Mereka hendak menegaskan bahwa Islam sebagai kebudayaan masyarakat juga mempunyai bentuk arsitektur tersendiri. Perlahan namun pasti, masjid-masjid yang berda di berbagai pelosok Nusa Tenggara Barat meninggalkan bentuk atap yang bertingkat-tingkat menjadi bentuk atap yang menonjoklan kubah. Artinya di sini, ada dinamika dalam kehidupan sosial budaya masyarakat.

Hal inilah yang hendak ditegaskan oleh keberadaan Islamic Center yang saat ini dalam tahapan finishing. Islamic Center yang berdiri di atas area 6,7 hektar. Terdiri dari bangunan utama masjid, dengan daya akomodasi 10.000 jamaah. Gedung pertemuan, pusat kajian Islam, perpustakaan dan museum Islam.

Di samping itu terdapat pula model sekolah Islam terpadu. Mulai dari jenjang PAUD sampai tingkat SLTA, pusat bisnis berkonsep syariah, yang terdiri dari hotel, kolam renang, restoran dan fasilitas rekreasi maupun wisata lainnya.

Masjid Islamic Center atau IC ingin menegaskan dan menguatkan NTB sebagai Pulau Seribu Masjid. Dalam hal ini Islamic Center menuntut masyarakat Nusa Tenggara Barat menjadi masyarakat yang beriman dalam pengertian yang sebenarnya. Dan beriman dalam arti berdaya saing dan mandiri.

Selanjutnya Islamic Center atau IC ingin mengajak semua komponen umat Islam untuk bersama-sama melakukan internalisasi atau membumikan nilai-nilai Islam itu sendiri pada kehidupan nyata. Islam harus hadir pada kehidupan sehari-hari masyarakat Islam. Hanya dengan demikianlah Islamic Center atau IC dapat dipahami keberadaannya.

Jika ini telah terlaksana, barulah ada ketakjuban identitas di luar masyarakat Nusa Tenggara Barat. Karena memang masyarakatnya mempunyai keserasian antara simbol atau Islamic Center yang indah dengan pesan-pesannya yang indah dan baik pula.

“Peradaban yang ingin kita bangun di NTB ini adalah peradaban yang berhubungan dengan langit, peradaban yang terinspirasi dari nilai-nilai yang diturunkan oleh Allah SWT. Harapan saya, tentu dengan simbol-simbol ini kita bisa memaknainya dengan baik. Dan kemudian bisa mewujud dalam amaliah kita baik secara personal maupun secara kolektif sebagai warga masyarakat Nusa Tenggara Barat,” ungkap Gubernur NTB Dr. K.H. TGH. Muhammad Zainul Majdi, M.A.

Terlebih lagi Nusa Tenggara Barat sudah dinominasikan sebagai salah satu tujuan wisata syariah di antara provinsi-provinsi lainnya di Indonesia. Hal ini tentu saja dapat menjadi landasan bagi masyarakat dan pemerintah untuk bersama-sama membangun daerah Nusa Tenggara Barat ini menjadi daerah yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan.

Pada kondisi yang demikianlah ada harapan bahwa Islamic Center yang megah mencerminkan kemegahan nilai-nilai Islami masyarakatnya pula. Di mana pada saat yang sama pula dapat menjadi daerah yang sejahtera dan berdayasaing.