Tinggal di Rumah Tak Layak Huni, Nurjanah Warga Talabiu Berharap Bantuan Pemerintah

1979

BIMA, Warta NTB – Bagi Nurjanah (50), warga Dusun Tiga RT.10/RW.06, Desa Talabiu, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima memiliki rumah layak huni adalah sebuah impian. Janda tiga orang ini sudah cukup lama menempati rumah tak layak huni.

Sehari-hari Nurjanah hanya berkerja sebagai penjual ikan bandeng di Pasar Tente dan itupun milik orang lain. Ia hanya membatu menjualkan ikan dari tambak milik warga desa setempat. Keuntungan dan upah yang dia dapat hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bersama tiga orang anaknya yang masih sekolah.

Nurjanah yang ditemui wartawan Wartantb.com di rumahnya, Selasa (11/2/2020) pagi mengatakan, setelah ditinggal mati suaminya (alm) A. Rajak satu bulan lalu dia saat ini cukup kesulitan untuk menafkahi keluargaannya, apalagi anak-anaknya masih sekolah.

“Iya, Pak suami saya baru meninggal satu bulan lalu, jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja, saya masih kesulitan. Apalagi ini anak-anak masih sekolah,” ucapnya lirih.

Pantauan wartawan, kondisi rumah tersebut sangat memprihatinkan. Kayunya sudah banyak yang lapuk. Dinding bilik serta atapnya pun sudah rusak dan berlubang, jika turun hujan kondisi atap rumah bocor sehingga air merembes dalam rumah.

“Beginilah kondisi rumah saya, sekedar untuk berteduh dari terik matahari dan bila turun hujan atapnya bocor dan airnya merembes kemana-mana. Kondisi ini tidak nyaman, apalagi hujan malam anak-anak tidak bias tidur,” ungkapnya dengan mata berbinar.

Oleh karena itu, Nurjanah sangat berharap bantuan pemerintah lebih-lebih perhatian dari Bupati dan Wakil Bupati Bima sekarang untuk memperbaiki rumahnya sehingga menjadi rumah layak huni.

“Ibu Bupati dan Pak Wakil, kami berharap bisa membatu dan memperhatikan kondisi rumah kami. Kasihan anak-anak yang lagi sekolah kalau hujan malam tidak bias tidur jadi terganggu,” pintanya.

Nurjanah mengaku, sebagai warga miskin selama ini belum pernah mendapat perhatian baik dari pemerintah desa maupun pemerintah Kabupaten Bima.

“Selama ini memang ada yang datang mendokumentasikan kediaman kami dengan mengambil foto, tetapi hingga hari ini belum ada bantuan yang turun. Sekali lagi kami berharap kemurahan hati Umi Dinda dan Pak Wakil untuk membantu kami,” harapnya. (WR-Man)