TGB: Nilai Kebaikan Menjadi Modal Untuk Membangun dan Melayani

1267

Jakarta, Wartantb.com — Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang lebih dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) menegaskan bahwa konsep kepemimpinan yang baik adalah seorang pemimpin yang bisa menggali dan memberdayakan seluruh nilai-nilai baik dari apapun dan siapapun.

“Semua nilai baik adalah modal luar biasa untuk membangun dan melayani maupun dalam memimpin perusahaan”, ungkapnya.

Tuan Guru Bajang menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber pada program Executive Development Program BPJS Ketenagakerjaan, dengan tema Building Strategic Leadership in the Digital Era, di Jakarta, Minggu, (15/10/2017).

Pada kegiatan yang diikuti 67 orang pejabat level 1 BPJS Ketenagakerjaan tersebut, Gubernur TGB memaparkan materi berjudul : ” Trust and Inovation, The New Era in Strategic Leadership”.

Sebagai institusi ujung tombak pelayanan negara kepada rakyat, Gubernur mengingatkan pentingnya BPJS Ketenagakerjaan harus menghargai dan meyakini tugas dan fungsinya sebagai sesuatu yang sangat fundamental.

“Saya ingin mengingatkan bahwa institusi anda ini adalah institusi yang luar biasa. Yakini potensi yang luar biasa ini, maka BPJS Ketenagakerjaan akan bisa berkembang dan mampu melaksanakan tugasnya secara optimal sesuai dengan amanah negara,” tegasnya.

Trust and Innovation sebagaimana tema materi yang dibawakan, menurut Gubernur adalah suatu mata uang yang universal sebagai modal semua bangsa dalam membangun peradabannya. Membangun kepercayaan itu lahir dari konsistensi untuk terus berbuat kebaikan.

Trust itu menurut saya adalah kesediaan kita untuk terus menerus melatih diri kita, merawat dan menjaga komitmen-komitmen baik kita,” kata TGB.

Selain itu Gubernur juga menyerukan semangat untuk menularkan kepercayaan. Bagaimana kita bisa membangun nilai-nilai positif dan kepercayaan sebagai nilai yang bisa melahirkan semangat untuk terus bisa membangun bangsa.

Sebab dengan terus mendengungkan nilai nilai positif yang dapat membangkitkan kepercayaan dan optimisme, menurut Tuan Guru Bajang, hal itu akan melahirkan tumbuhnya semangat kolektifitas masyarakat yang partisipatif dan peduli terhadap bangsanya.

Namun sebaliknya jika nilai-nilai negatif selalu dibesar-besarkan dan ditonjolkan, maka justru melahirkan distrust dan pengabaian semangat kolektif masyarakat terhadap kondisi bangsanya.

Mengupas pengalamannya memimpin NTB, TGB menguraikan bagaimana ia menjalankan kepemimpinan dengan pendekatan fungsional, bukan dengan pendekatan struktural. Pendekatan ini dilakukan untuk bisa mengumpulkan simpul-simpul kekuatan dan membangun kebersamaan dengan seluruh stakeholders di NTB.

Dengan kepercayaan dan kebersamaan ini mampu melahirkan energi yang besar untuk bekerja menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan pembangunan di daerah. Begitu juga dengan inovasi, hal ini juga diperlukan untuk menyalurkan energi yang besar tersebut.

“NTB punya banyak tantangan dan masalah dasar di awal-awal kepemimpinan saya, seperti kemiskinan, pengangguran, pertumbuhan ekonomi dan IPM. Dengan energi kepercayaan dan kebersamaan serta nilai-nilai percepatan, inovasi dan nilai tambah yang menjadi spirit setiap program dan kegiatan pemerintah, persoalan-persoalan tersebut berhasil dituntaskan, bahkan pencapaiannya di atas rata-rata nasional,” pungkas TGB [H/WR]