Mataram, Wartantb.com — Sebagai agen perubahan masa depan Gubernur NTB, Dr.TGH.M.Zainul Majdi berpesan kepada mahasiswa untuk selalu hadir di lingkungan sekitar dengan membawa rahmah bagi alam semesta dan sesama manusia. Karena seperti itulah yang diajarkan dalam perspektif agama.
“Jangan bersikap Egoisme karena dengan tatacara pergaulan disekitar kita yang bersifat seperti itu akan membuat kita hancur. Seperti lebih besar semangat menebang dan merusak lingkungan dari pada semangat kita menanam. Mari membangun karakter yang baik untuk menjaga Bumi Pertiwi tetap tegak berdiri,” ujar Gubernur yang lebih akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) itu.
TGB menjadi Pemateri Seminar Nasional dengan Tema “Mengungkap Kearifan Lokal Indonesia Timur Melalui Pariwisata Halal Negeri Seribu Masjid” yang digelar Temu Ilmiah Mahasiswa Bidikmisi (TIMDiksi) Nasional 2017, diikuti 20 universitas di Indonesia, di Aula Auditorium Abubakar Universitas Mataram, Kamis, (16/11/2017).
Di hadapan ratusan mahasiswa dari berbagai provinsi di Indonesia itu, TGB menegaskan bahwa pemuda harus memiliki perspektif global dan nasional, bukan hanya perspektif kedaerahan atau lokal saja.
Bahkan harus mampu memasuki ruang-ruang penting dan mengambil bagian di dalamnya serta mampu menjadi agen-agen perubahan dalam mewujudkan masyarakat yang berkeadilan.
“Adik-adik mahasiswa harus memahami dimana posisi saat ini berada dalam proses perubahan itu, apakah sebagai pelaku yang produktif atau sebaliknya justru hanya pelaku konsumtif.
Gubernur yang juga cucu Pahlawan Nasional Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tersebut, berharap mahasiswa memahami dinamika yang sedang berjalan. Seperti sistem perpolitikan dan juga sistem perekonomian dunia yang sedang bergerak sangat kencang.
Namun di antara kedua sistem itu, TGB mengingatkan pentingnya menjaga dan merawat sistem kebudayaan dan karakter bangsa dari pengaruh budaya asing yang bertentangan, yang dapat menggeser nilai- nilai luhur budaya yang ada di Indonesia.
Sebagai generasi yang hidup di era globalisasi, menurut TGB, hanya mahasiswa dengan kemampuan analisis itulah yang akan dapat bersaing dan menjadi bagian dari perkembangan aspek-apek tersebut. Bahkan mengambil peran besar dengan kemampuan menghasilkan produk-produk baru dari hasil karyanya, pungkasnya.
Terkait dengan wisata halal yang sekarang dikenal dengan istilah muslim friendly, Gubernur Tuan Guru Bajang menjelaskan bahwa negara Indonesia termasuk lambat dalam pengembangan konsep wisata halal tersebut.
“Kita kalah dari Negara Malaysia dan Thailand yang ternyata lebih dahulu dalam pengembangan wisata halal, padahal mayoritas penduduk muslim terbesar ada di Idonesia. Itulah sebabnya NTB menjadi salah satu provinsi pertama yang mendeklarasikan konsep wisata halal di Indonesia”, katanya.
TGB menambahkan bahwa Ruh dari Wisata Muslim Friendly adalah nilai-nilai islami, seperti sertifikasi halal tempat-tempat kuliner yang ada, tersedianya fasilitas-fasilitas penunjang yang ada di Hotel maupun destinasi wisata, seperti Al-Qur’an, tempat bersuci, arah kiblat dan Sujadah untuk sholat, dan untuk agama-agama lain juga tersedia.
Itulah sebabnya manfaat dari konsep Wisata Muslim Friendly dapat dirasakan oleh semua golongan yang ada di NTB. Kedepan Pemerintah baik pusat maupun daerah harus memastikan kebijakan yang diterapkan tidak hanya untuk satu kelompok saja, tapi harus menjadi kebijakan publik yang membawa manfaat bagi semua golongan.
“Saya persilahkan agama-agama yang lain juga membuat terobosan sesuai dengan keyakinan masing-masing asalkan kemanfaatnnya dirasakan oleh semua masyarakat yang ada di NTB”, ujar Gubernur. [WR-01/H]