TGB Istimewa di Mata Masyarakat Aceh

1605
Dikatakan TGB, salah satu pondasi membangun negara adalah memperbaiki sistem ahklak yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga.

ACEH, Warta NTB — Seperti biasanya, di Masjid Kopelma yang berada di dalam lingkungan Universitas Syah Kuala, Aceh, setiap subuh terlihat rame oleh jamaah yang hadir sholat berjamaah yang memang diprogramkan pihak kampus.

Namun pagi ini (3/3/2018), sholat subuh berjamaah terlihat sedikit berbeda karena terlihat backdroop yang bertajuk “subuh education” dan di bawahnya tertulis “special edition”.

Usut punya usut ternyata yang dimaksud dengan special edition itu adalah kehadiran tokoh muda yang mulai diperbincangkan di kancah nasional. Yaitu Dr.TGH. M. Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB).

Bagi tokoh masyarakat dan mahasiswa di Aceh, TGB menjadi tokoh yang special, muda dan berwawasan kebangsaan yang mumpuni.

Dalam kesempatan menyampaikan tausiyah setelah solat subuh, TGB yang didaulat menyampaikan kepepimpinan dan ahlak, mengupas pentingnya pembentukan akhlak dengan panjang lebar.

Bahkan beliau menjelaskan bahwa perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam dengan sangat cepat di seantero dunia dimulai dari kemulian ahklak beliau.

Lebih jauh dijelaskan, dalam Al-Qur’an, Allah SWT memuji nabi akhir zaman itu bukan karena ketinggian ilmunya, dimana ketinggian ilmu beliau tidak mampu ditandingi Malaikat Jibril sekalipun.

Tetapi Rasulullah dipuji karena kemulian akhlak beliau, sembari TGB membacakan surat dalam Al-Qur’an. Bahkan dijelaskan Nabi mengedepankan ahlak sebelum mempertajam masalah aqidah dan syariat.

Antusiasme jamaah semakin meninggi ketika dalam sesi dialog beberapa penanya menanyakan kondisi negara yang semakin mengkawatirkan dengan kasus-kasus korupsi, narkoba dll.

Bahkan sistem pemilu langsung tak luput dari sorotan jamaah. Namun dengan tenang dan penuh keteduhan TGB menjawab satu persatu pertanyaan tersebut dengan melandaskan seluruh jawaban beliau pada Al-Quran dan hadist.

Dikatakan TGB, salah satu pondasi membangun negara adalah memperbaiki sistem ahklak yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga.

Dengan demikian apabila pondasi ahklak yang kuat sudah terbentuk sejak dalam lingkungan keluarga, maka insya Allah sistem ahlak dalam masyarakat dan negara akan menjadi baik dan kuat.

Bangsa yang kuat tidak akan dapat dipengaruhi bangsa lain. Di akhir tausiyahnya TGB mengutip sebuah hadist Rasul yang artinya amal amalmu mencerminkan siapa pemimpinmu. [WR]