
Jawa Tengah, Warta NTB — Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengajak seluruh masyakat, utamanya umat Islam untuk senantiasa bersyukur atas anugerah yang dilimpahkan Allah SWT kepada kita semua, yakni nikmat iman Islam dan nikmat bisa menjadi bagian dari NKRI dan bangsa Indonesia yang besar ini.
Menghadirkan dan menanamkan kesyukuran dalam diri kita atas setiap nikmat Allah tersebut, berarti juga menanamkan dalam diri kita sebuah kecintaan terhadap Bangsa Indonesia ini, ujar gubernur yang lebih akrab disapa Tuan Guru bajang (TGB) itu ketika mengisi Tabligh Akbar bersama masyarakat dan pemerintah Kabupaten Brebes-Jateng, di Kompleks Masjid Ponpes Al-Hikmah, Selasa malam (19/12/2017).
Pada saat itu Gubernur TGB menguraikan tafsir Al-Qur’an dalam Surat Al-Mursalat yang sebelumnya dibacakan dengan lantunan yang sangat syahdu oleh ratusan santriwati di Ponpes Al-Hikmah tersebut.
Dalam pandangannya, kecintaan kita terhadap NKRI harus diwujudkan dengan cara meneladani apa yang ditunjukkan oleh Allah dan rasulnya. Maka jalan untuk kita mencintai Indonesia adalah dengan menghidupkan dan menjalankan sunnah-sunnah dan kecintaan terhadap nabi Muhammad SAW.
Selain itu, cara menunjukkan kecintaan kita terhadap negeri ini adalah dengan banyak beristigfar, memohon ampun kepada Allah. Sebab kata TGB, Allah akan menjaga kita dan bangsa ini selama masih banyak di antara kita yang beristigfar kepada Allah.
“Bahwa mencintai republik ini dan menjaganya bukan hanya sekedar ucapan dan kata-kata, melaikan kita harus mengadirkan Rasul di tengah-tengah kita dan mari kita perbanyak istigfar,” ajak Gubernur yang juga Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Indonesia itu.
Gubernur TGB kemudian menjelaskan bahwa di dalam Surat Al-Mursalat terdapat satu ayat sebagai penggugah dan pengingat agar kita semua sebagai manusia bisa terus sadar dan waspada terhadap diri kita sendiri. Bahkan di dalam empat ayat dari surat itu, seharusnya membuat kita bisa banyak bersyukur kepada Allah SWT.
Lebih lanjut TGB menjabarkan bahwa dilihat dari proses penciptaan manusia yang diawali dengan setetes air yang tidak diperhitungkan, kemudian setetes air tersebut di simpan dalam tempat yang kokoh yaitu rahim, dan berkembang hingga batas waktu yang ditentukan, kemudian lahirlah ke dunia. Maka tidak ada ruang dalam setiap tarikan nafas kita ini untuk tidak bersyukur.
Semua yang kita lewati di dunia ini telah ditetapkan Allah dan Allah lah sebaik-baik yang menentukan dan menetapkan, tuturnya. Hal ini menurut cucu Pahlawan Nasional, Maulana Syaikh, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai pelajaran berharga bagi seorang manusia, yakni bagaimana kita mensyukuri nikmat Allah SWT.
“Mari kita perbanyak bersyukur, rendahkan hati kita. Siapa yang sadar dirinya rendah di hadapan Allah SWT, maka orang yang merendahkan dirinya di hadapan Allah dan Allah mengangkat dirinya di hadapan manusia,” tegas TGB. [WR-H]