Tempat Pengolahan Sampah 3R Desa Babussalam Diresmikan

1973
Kepala Desa Babussalam memastikan bahwa TPS 3R di desanya akan mampu menangani permasalahan sampah yang diproduksi oleh warganya yang berjumlah lebih dari 2750 Kepala Keluarga.

Giri Menang, Wartantb.com – Persoalan sampah menjadi persoalan yang sangat krusial untuk segera ditangani oleh siapapun dan pihak manapun. Begitu lahirpun, manusia sesungguhnya sudah memproduksi sampah. Hal tersebut disampaikan oleh M. Zaini, Kepala Desa Babussalam saat memberikan sambutan pada acara peresmian dan serah terima TPS 3R di Desa Babussalam, Senin (23/01/2017).

Kepanjangan dari TPS 3R adalah Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (mengurangi – menggunakan – daur ulang). Pendekatan pengelolaan 3R mulai dari menjemput sampah dari tiap rumah, pemilah sampah, pengelolaan sampah organik akan dijadikan kompos.

Instalasi yang dibangun oleh Kementerian PRPU RI melalui Satker Provinsi NTB Program Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan dan Pemukiman ( PSPLP) menelan biaya sekitar Rp. 550 juta. Selain itu ada juga swadaya masyarakat Babussalam senilai Rp. 10 juta.

Di instalasi tersebut saat ini telah tersedia bangunan yang akan menjadi Pusat Sekolah Sampah, perkantoran administratif, mesin pencacah sampah organik, mesin pembakar sampah, utilitas air bersih. Fasilitas dari satker pun dilengkapi lagi dengan 3 unit sepeda motor roda 3 untuk mengangkut sampah.

Kepala Desa Babussalam memastikan bahwa TPS 3R di desanya akan mampu menangani permasalahan sampah yang diproduksi oleh warganya yang berjumlah lebih dari 2750 Kepala Keluarga.

“Rata-rata produksi sampah warga kita mencapai 1 ton per hari. Dengan fasilitas ini, Insya Allah bisa kita tangani. Bahkan bila pemberdayaan masyarakat sekitar dilakukan untuk mendaur ulang sampah menjadi barang-barang kerajinan, tidak menutup kemungkinan akan menangani juga sampah dari desa-desa tetangga,” ujar M. Zaini.

Slamet Subagyo, Ketua Satker PSPLP Provinsi NTB sendiri merasa gembira dengan prospek pemberdayaan dalam program yang dipimpinnya di Desa Babussalam.

“Kita sangat gembira bila program ini dijamin keberlanjutannya oleh Pemerintah Daerah, termasuk di dalamnya Pihak Kecamatan dan Desa,” komentar laki-laki berkacamata ini.

Ia menegaskan bahwa Program PSPLP yg dipimpinnya telah bergerak membantu Pemkab Lobar. Dalam prosesnya, timnya menyusun daftar desa-desa peminat dan berkebutuhan. Lalu fasilitator pendamping disertai dengan tim Pemkab Lombok Barat melalui dinas terkait melakukan survey dan evaluasi.

Berdasarkan hal tersebut, tahun 2016 di Kabupaten Lombok Barat terdapat Desa Babussalam dan Kelurahan Gerung Selatan yang memperoleh kontribusi dari program PSPLP. Tim Satker sendiri dibantu oleh 2 orang fasilitator desa. Masing-masing desa dibantu oleh fasilitator teknik dan fasilitator pemberdayaan.

Baca Juga : Polemik TPA Kebon Kongok Sedang Dikoordinasikan

Mekanisme kerja Satker ini sendiri terhadap TPS 3R yg dibangun kemudian harus diserahkan pengelolaannya kepada kelompok masyarakat. Terhadap TPS 3R Desa Babussalam, pengelolaannya diserahkan oleh Pemerintah Desa kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) “Bumi Lestari” yang sepenuhnya nanti mengelola sampah dengan berbasis pada tindakan memilah, memanfaatkan, dan mendaur ulang sehingga semakin kecil volume yang akan dibakar.

Bupati Lombok Barat, melalui H. Moh. Taufiq selaku Sekda memberikan apresiasi kepada Kepala Desa atas inisiatifnya serta menjanjikan dukungan penuh terhadap program-program yang terbaik buat masyarakat.

“Agar dalam masa jabatan yang ada, kita bisa mempersembahkan karya terbaik. Rugi bila tidak memberikan manfaat buat masyarakat kita,” ujar Sekda mewakili Bupati.

Terkait dengan persoalan sampah, Sekda H. Moh. Taufiq mengingatkan bahwa peralihan tupoksi penanganan sampah ke Dinas Lingkungan Hidup tidak boleh membuat persoalan sampah tidak tertangani dengan segera.”Itu dekat perumda, sampah sudah menumpuk,” cetusnya.

H. Lalu Surapati, SH yg diikonfirmasi soal tersebut mengiyakan penanganan sampah yang belum bisa cepat.

“Disamping karena masalah adaptasi dengan OPD baru, kita sesungguhnya masih terkendala sarana dan prasarana. Truk Dam dan Amrol masih belum mencukupi, bahkan ada yang mangkrak tidak bisa dimanfaatkan. Tahun ini insya Allah ada tambahan 1 armada truk. Mudah-mudahan akan mempercepat penanganan sampah kita”, ujar mantan Kepala BPMPD Lobar ini. (R-Hum)