Tangis Haru Warnai Islah Dua Dusun yang Terlibat Konflik di Monta

5005
Tangis haru mewarnai Islah kedua kelompok warga yang masih memiliki hubungan saudara ini saat saling memohon maaf.

Bima, Warta NTB – Setelah terlibat konflik akhirnya warga Dusun Tangga Baru  dan Dusun Tanjung Baru, Desa Tangga Baru, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima sepakat damai dan mengakhiri konflik yang menyebabkan timbulnya korban jiwa dan hilangnya harta benda itu.

Kesepakatan damai warga dua dusun dalam satu desa ini dilakukan di halaman SDN Inpres Tanjung Baru Desa Tangga Baru, Kecamatan Monta, Minggu (4/3/2018) dihadiri Muspika Kecamatan Monta, Camat Monta, Kapolsek Monta, Wadanramil Monta, Danton Brimob, Kades Tangga Baru, Personil TNI dan Polri serta ratusan warga dan tokoh masyarakat dari kedua dusun.

Dalam pengantarnya, Kepala Desa Tangga Baru Abubakar meminta kepada  warganya agar mengakhiri perselisihan yang terjadi dan tidak mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga akan merugikan warga itu sendiri.

“Jangan kita muda terprovokasi serta saling menyalahkan tapi sebaliknya mari kita sama-sama koreksi diri untuk mempererat hubungan silatururahiim antara sesama karena bagaimana pun kita bukan orang lain masih dalam satu keluarga,” katanya.


Abubakar juga menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang terjadi di desanya dan menyampaikan ucapan terima kasih  kepada semua pihak yang telah ikut membantu memberikan perhatian dan solusi sehingga tercapaianya kata mufakat dan islah antara kedua warga yang sempat terlibat konflik.

Di tempat yang sama Camat  Monta Mukhtar SH mengatakan, sebagai Muspika tidak henti-hentinya melakukan koordinasi termasuk dengan masyarakat sendiri untuk mencari jalan keluar dari setiap permasalahan yang terjadi di Kecamatan Monta.

“Kami tau persoalan ini ditunggangi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, untuk itu saya berharap masyarakat jangan mudah terprovokasi mari kita diskusikan, musyawarakan setiap persoalan yang dihadapi masyarakat, sehingga tidak menimbulkan masalah lain lagi,” katanya.

Untuk itu, Mukhtar berpesan agar masalah yang terjadi dapat dijadikan pengalaman pahit bagi warga yang terlibat konflik agar masalah yang sama tidak terulang kembali.

“Hari ini mari kita lupakan masalah yang pernah terjadi dan jadikan pengalaman pahit bagi kita semua. Mari kita saling memaafkan, kita rajut perdamaian antara kita, bila ada masalah segera selesaikan melalui jalur hukum dan jangan main hakim sendiri,” tegasnya.


Hal senada disampaikan, Wadan Ramil 1608-07/ Monta Kapten Inf Iswan dengan mengatakan, agar masyarakat  tidak mudah dihasut oleh informasi-informasi yang menjerumuskan dan mempercayakan kepada aparat pemerintah sebagai abdi masyarakat untuk menyelesaikan persolan yang timbul di tenga-tengah masyarakat.

“Ada jalur hukum yang dapat kita tempuh bahkan sebelumnya kita dahulukan musyawarakan untuk mengambil langkah sehingga tidak merugikan masyarkat itu sendiri. Anggap  ini adalah musibah bagi kita semua. Mari kita bangun Bima dengan kebersamaan, kuatkan ikat persaudaraan antara kita agar Kedepan Bima lebih maju lagi,” ajak Iswan.

Kapolsek Monta, Iptu Edy Prayitno menyampaikan, agar setiap persolan hukum yang ada di masyarakat diserahkan ke pihak penegak hukum dan jangan main hakim sendiri. “Serahkan proses hukum kepada pihak kepolisian kalau memang terbutki siapa yang bersalah, maka akan diproses sesuai hukum yang ada,” tegasnya.

Usai kata sambutan dan arahan Muspika dan pihak terkait, kegiatan dilanjutkan dengan Islah dan saling memaafkan dengan bersalam-salaman dan saling merangkul antara satu dan yang lainya. Tangis haru dan penyesalan mewarnai Islah kedua kelompok warga yang masih memiliki hubungan keluarga ini, seakan ingin melupakan peristiwa kelam yang pernah terjadi di antara meraka. (WR-02)