Solidaritas Kemanusiaan Masyarakat NTB

1216
Penulis Abdul Ali Mutammima Amar Alhaq

Opini
Ditulis Oleh: Abdul Ali Mutammima Amar Alhaq
Aktivis Literasi Lombok Pintar

Bencana non alam pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung sejak tahun 2020 lalu. Memasuki tahun 2021 ini pandemi Covid-19 tak jua berakhir, alih-alih menunjukkan penurunan kasus namun justru kasus positif di Indonesia kian bertambah bahkan telah menembus satu juta kasus. Bak tamu tak diundang yang selalu menebar terror ketakutan, awal tahun 2021, Indonesia kembali dilanda pelbagai bencana; diantaranya banjir yang menerjang Kalimantan Selatan, tanah longsor di Jawa Barat, gempa bumi di Sulawesi Barat, banjir di Jawa Barat dan erupsi Gunung Semeru. Berbagai bencana yang terus menerpa Indonesia, sosialisasi kepada masyarakat mengenai mitigasi bencana sangat penting dilakukan agar masyarakat memahami tata cara melakukan evakuasi saat bencana dan mampu meminimalisir dampak yang terjadi ketika terjadi bencana. Berdasarkan Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana bahwa  mitigasi bencana adalah serangkaian upaya mengurangi resiko bencana melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Mitigasi bencana sendiri dibagi menjadi 2 jenis: yakni mitigasi structural dan mitigasi nonstructural. Mitigasi structural adalah upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan dengan cara membangun berbagai prasarana fisik dan menggunakan teknologi, misalnya membuat waduk untuk mencegah banjir. Kemudian mitigasi nonstructural adalah upaya untuk mengurangi dampak bencana, seperti membuat kebijakan dan peraturan.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia dilewati garis khatulistiwa yang menyebabkan negara ini beriklim tropis dan hanya memiliki dua musim: musim hujan dan musim kemarau. Perubahan iklim yang tak menentu menyebabkan Indonesia rentan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan angin puting beliung. Dan sebagai negara yang berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia dibagian utara dan Lempeng Pasifik dibagian Timur. Selain itu juga Indonesia termasuk kedalam cicin api pasifik, yang tak lain adalah gususan gunung berapi di dunia. Inilah kemudian juga yang menyebabkan Indonesia sering kali terjadi  gempa bumi, baik vulkanik maupun teknonik.

Tiga tahun silam, tepatnya pada tahun 2018 gempa bumi meluluhlantakkan Provinsi Nusa Tenggara Barat khususnya Pulau Lombok dan sebagian Pulau Sumbawa. Roda kehidupan masyarakat menjadi lumpuh, tak ada aktivitas selain waspada terhadap gempa yang tiba-tiba datang. Seketika semua mata tertuju kepada Provinsi Nusa Tenggara Barat, bantuan demi bantuan datang dari berbagai pelosok negeri.

Bencana banjir bandang di Kalimantan Selatan dan gempa di Sulawesi Barat telah menarik perhatian pemerintah daerah dan segenap warga Nusa Tenggara Barat. Pamplet-pamplet open donasi yang diinisiasi oleh kelompok-kelompok sosial kemasyarakatan, mahasiswa dan pemerintah berseliweran di Facebook, Instagram, WhatsApp. Selain itu juga pemerintah daerah bersama kelompok sosial kemasyarakatan, para mahasiswa turun ke jalan melalukan aksi penggalangan dana, mengetuk hati para pengguna jalan untuk menyumbangkan rezekinya. Masyarakat lainnya juga secara sukarela menyumbangkan rezekinya melalui kelompok-kelompok sosial yang ada kemudian diberikan kepada masyarakat di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Barat.

Secara sosiologis tindakan yang dilakukan oleh segenap masyarakat Nusa Tenggara Barat sebagai bentuk simpati dan empati kepada masyarakat yang terdampak bencana banjir Kalsel dan gempa di Sulawesi Barat. Simpati sendiri merupakan proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain dikarenakan ada sesuatu hal sehingga mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Kemudian empati menurut Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligenci menyatakan bahwa pada dasarnya empati kemampuan untuk mengerti emosi-emosi yang dirasakan oleh orang lain.

Sosiolog Jerman, Max Webber membedakan 4 tipe tindakan sosial. Pertama, tindakan rasional instrumental merupakan tindakan yang ditujukan pada tercapainya tujuan-tujuan yang secara rasional diperhitungkan dan diupayakan oleh actor yang bersangkutan. Kedua, tindakan rasional bedasarkan nilai dilakukan dengan pertimbangan nilai. Artinya individu yang bertindak mengutamakan apa yang dianggap baik, lumrah, wajar atau benar dalam masyarakat di atas tujuan individual. Apa yang dianggap baik bisa bersumber dari etika, agama, atau bentuk sumber nilai lain. Ketiga, tindakan afektif merupakan tindakan yang didasarkan atas keterlekatan emosional. Emosional di sini harus ditegaskan berbeda dengan rasional. Pertimbangan emosional meliputi hal-hal yang berkaitan dengan perasaan, seperti; marah, sedih, cinta, empati, simpati, kasihan, bahagia, dan sebagainya. Dan keempat, tindakan tradisonal merupakan menggunakan tradisi, custom, adat atau kebiasaan masyarakat sebagai pertimbangannya. Biasanya tindakan tradisional dilakukan tanpa perencanaan.

Tindakan masyarakat Nusa Tenggara Barat yang membantu korban bencana banjir Kalimantan dan gempa bumi Sulawesi Barat dianalisis menggunakan teori tindakan sosial Max Webber, masuk ke dalam tindakan empat tindakan sosial menurut Webber, yakni tindakan rasional instrumental dan tindakan rasional berdasarkan nilai. Tindakan rasional instrumental masyarakat Nusa Tenggara Barat semata-mata untuk membantu meringankan beban masyarakat korban bencana di dua daerah tersebut dan menunjukkan bahwa masyarakat Nusa Tenggara Barat solid dalam membantu bencana. Kemudian tindakan rasional berdasarkan nilai, masyarakat Nusa Tenggara Barat membantu masyarakat di dua daerah tersebut karena memang saling tolong menolong sangat baik dilakukan sebagai masyarakat Indonesia.

Kebiasaan masyarakat melakukan gotong royong, saling membantu inilah yang harus senantiasa dijaga dan tetap dilaksanakan, lebih-lebih saat ini Indonesia sedang dilanda berbagai macam bencana. Sehingga perlu kerjasama antara semua pihak, bersatu padu saling membantu. Semoga bencana ini lekas berlalu dan kita dapat hidup normal kembali.