BIMA, Warta NTB – Terkait kelangkaan dan mahalnya harga pupuk sejumlah petani Desa Sakuru, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima melakukan aksi blokir jalan di jalan lintas Tente Parado, tepatnya di depan Kantor UPT Pertanian Monta.
Aksi blokir jalan yang dimulai pukul 10.05 Wita hingga pukul 11.12 Wita, Kamis (7/1/2020) pagi menyebabkan kemacetan panjang. Pengguna jalan harus mengantri karena seluruh badan jalan sudah ditutup dengan dahan dan batang pohon yang ditebang massa aksi di pinggir jalan.
Suherman korlap aksi mengatakan, aksi blokir jalan ini dilakukan menyorot terkait kelangkaan pupuk bersubsidi dan tingginya harga pupuk non subsidi, serta saluran irigasi yang tidak memadai untuk pengairan sawah.
Selain itu, massa aksi juga mendesak Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I agar memperbaiki saluran irigasi yang ada di depan SMPN 1 Monta Desa Tangga yang selalu tertutup lumpur dan bebatuan sehingga menghambat air untuk irigasi petani di lima desa yakni Desa Tangga, Sakuru, Monta, Baralau dan Desa Tenga.
“Kami minta kepada pemerintah kecamatan, Kepala UPT Pertanian dan Kepala UPT Pengairan Kecamatan Monta agar menghadirkan pihak BWS untuk memberikan klarifikasi terkait terganggunya saluran irigasi bagi petani,” katanya.
Terhadap persolan kelangkaan dan mahalnya harga, Herman dan kawan-kawan meminta pihak dinas pertanian dan BPP agar menghadirkan pihak CV. Rahmawati selaku distributor pupuk di wilayah Kecamatan Monta untuk memberikan klarifikasi terkait kelangkaan dan mahalnya harga pupuk.
“Terkait kelangkaan pupuk kami minta pihak distributor CV. Rahmawati dan Dinas Pertanian Kabupaten Bima agar dihadirkan untuk melakukan audiensi dengan petani,” tegasnya.
Terhadap tuntutan massa aksi, pemerintah kecamatan monta menfasilitasi audinesi untuk mendengarkan tuntutan massa aksi yang digelar di Kantor UPT Pertanian Monta.
Hadir dalam audinesi Camat Monta Drs. Nurdin, Kapolsek Monta Iptu Takim, Kasubsektor Wilamaci Aiptu Syahril, Danramil Monta yang diwakili oleh Pelda Abdul Salam, Kepala UPT Pertanian Kecamatan Monta H. Salahudin, S.Pt, Kepala UPTD Pengairan Monta Abdul Latif, SH, Kepala BPPPK Monta Rusmayadi, S.Pt, Kepala Desa Sakuru Suharto, S.Pd dan perwakilan massa aksi Suherman dan kawan-kawan.
Menanggapi tuntutan massa aksi, Kepala UPT Pertanian Kecamatan Monta H. Salahudin, S.Pt mengatakan, tidak ada kelangkaan pupuk karena pupuk sudah ada di gudang dan dalam waktu sehari atau dua hari lagi akan didistribusikan kepada petani.
“Sementara masalah kenaikan Harga Eceran Terendah (HET) pupuk sudah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pertanian tanggal 20 Desember 2020 dari harga Rp 1.800 perkilo menjadi Rp 2.250 perkilo. Jadi kita yang di bawah hanya menerima saja karena sudah ditetapkan oleh menteri,” katanya.
Sementara menanggapi tuntutan massa aksi terkait irigasi, Kepala UPT Pengarairan Abdul Latif, SH meminta waktu untuk mengkoordinasikan masalah tersebut dengan pihak BWS dan pihak terkait lainnya.
“Kami akan melakukan koordinasi dan pertemuan dengan pihak BWS terkait irigasi di wilayah kecamatan Monta paling lambat pada hari Senin, tanggal 11 Januari 2021 dan mohon agar masyarakat bersabar,” pintanya.
Kepala BPPPK Kecamatan Monta Rusmayadi, S.Pt mengatakan, terkait pupuk bersubsidi akan didistribusikan oleh distributor dalam waktu tiga hari kedepan dan akan sampai pada hari Minggu, tanggal 10 Januari 2021 di tangan petani.
“Terkait naiknya harga pupuk, kami sudah berupaya berkoordinasi masalah harga ini. Namu tidak bisa karena ini sudah masuk aplikasi dan harga ini sudah menjadi ketentuan dari pusat,” terangnya.
Pantau wartawan rangkaian kegiatan audiensi berakhir pukul 12.00 Wita, usai audiensi massa aksi membubarkan diri. Sementara jalan yang diblokir dibuka oleh pengguna jalan saat massa aksi melakukan audiensi di Kantor UPT Pertanian Kecamatan Monta. Kegiatan aksi blokir jalan ini juga dikawal ketat personel Polsek Monta yang dipimpin Kapolsek Iptu Takim. (WR-Fad)