Sate Rambiga, Kenikmatan Rasa Daging Lokal

3009
Satu lagi keistimewaan bahan Sate Rambiga, yakni wajib menggunakan daging sapi segar. Para pedagang Sate Rambiga sudah langsung berada di rumah pemotongan hewan pagi-pagi untuk membeli daging segar.

Sate Rambiga adalah sate yang terbuat dari daging sapi. Sedangkan Rambiga sendiri adalah nama sebuah kelurahan di kota Mataram.

Bagi anda yang pernah datang ke Pulau Lombok dengan pesawat, sebelum beroperasinya Bandara Internasonal Lombok di Lombok Tengah sekarang ini, tentu tak asing dengan Rambiga, karena Kelurahan Rambiga berada di eks Bandara Selaparang Mataram.

Kelurahan Rambiga memang sangat terkenal sebagai sentra Sate Rambiga.

Pulau Lombok memiliki panorama alam yang indah, kebudayaan yang unik, dan juga beranekaragam kuliner. Bila Anda melakukan trip ke Pulau Lombok, jangan lupa menikmati lezatnya Sate Rambiga.

Oh ya, sebelum menikmati Sate Rambiga, sambil menunggu hidangan satenya, Warta akan mengajak para sahabat untuk mengulas keistimewaan Sate Rambiga.

Yang Istimewa Dari Sate Rambiga

Sate Rambiga tentu memiliki keistimewaan. Selain keistimewaan racikan bumbunya yang khas dari rempah-rempak lokal. Keistimewaan Sate Rambiga terletak pada jenis daging sapi yang digunakan.

Sate Rambiga menggunakan daging sapi lokal NTB, loh. Sapi NTB sendiri merupakan jenis sapi Bali yang dikembangkan di wilayah NTB, terutama di Pulau Sumbawa.

Daging sapi NTB memiliki rasa yang lebih manis dari daging sapi pada umumnya. Hal ini dipengaruhi oleh pola ternak sapi NTB yang menggunakan sistem larso, dimana sapi-sapi dilepas di alam terbuka. Tidak dikandangkan.

Di NTB sangat memungkinkan sistem ternak seperti ini karena masih memiliki stepa dan sabana, yakni padang rumput yang luas.

Dari rerumputan dan dedaunan segar yang sapi makan, terciptalah daging sapi yang lebih manis nan alami. Tentu berbeda dengan sistem kandang, dimana sapi sangat tergantung dari makanan yang diberikan oleh tuannya.

Makanan sapi di kandang tentu tidak sesegar apa yang mereka makan langsung di alam lepas. Sestem kandang di beberapa tempat bahkan diberi makanan pabrikan.

Bisa saja ada persamaan sistem larso yang diterapkan dalam budidaya sapi di daerah lain. Akan tetapi berdasarkan penelitian para ahli, setip wilayah itu memiliki tipografi yang berbeda-beda.

Dengan begitu sudah tentu akan mempengaruhi jenis flora yang tumbuh di daerah tersebut. Bisa jadi ada beberapa tanaman endemik asli NTB yang dimakan oleh sapi NTB sehinga memiliki rasa daging yang berbeda.

Satu lagi keistimewaan bahan Sate Rambiga, yakni wajib menggunakan daging sapi segar. Para pedagang Sate Rambiga sudah langsung berada di rumah pemotongan hewan pagi-pagi untuk membeli daging segar.

Begitu sapi selesai dipotong dan dagingnya telah dibersihkan, para pedagang Sate Rambiga langsung mengangkutnya ke tempat pengolahan Sate Rambiga. Dalam sehari, rata-tara pedagang Sate Rambiga membutuhkan daguung 60 kg sampai 70 kg daging sapi segar.

Pengolahan Sate Rambiga

Demikian keistimewaan dagin sapi yang digunakan untuk membuat Sate Rambiga. Sekarang mari kita lihat bagaimana cara pengolahan daging Sate Rambiga.

Sebelum Sate Rambiga ditusuk pada tusukan sate, daging sapi segar terlebih dahulu ditumbuk kasar agar lebih empuk dan menyerap bumbu. Selanjutnya daging dicampur dengan bumbu rempah yang telah dihaluskan.

Bumbu daging Sate Rambiga terdiri dari bawang putih, cabe merah kering, terasi Lombok, gula merah, jeruk nipis dan garam.

Selain rempah-rempah tersebut, tentu masing-masing warung Sate Rambiga punya tambahan bumbu khasnya masing-masing. Yah, semacam rahasia dagang, begitulah.

Untuk mendapatkan rasa sate rambige terbaik, perlu waktu paling tidak 2 jam untuk merendam daging sapi bersama campuran bumbu di atas.

Ternyata untuk mengolah makanan khas Pulau Lombok yang satu ini membutuhkan sentuhan rasa yang besar dan sedikit kesabaran tentunya.

Saat dibakar, daging Sate Rambiga sudah tidak perlu diolesi dengan bumbu lain-lain lagi. Begitu pula saat disajikan, tidak perlu tambahan bumbu.

Aroma daging Sate Rambiga yang telah menyatu dengan rendaman bumbu selama 2 jam terasa alami dan menggugah selera.

Pembakaran dilakukan di atas tungku bara. Selama pembakaran jangan lupa dibolak-balik agar tidak hangus atau matang sebelah.

Satu porsi Sate Rambiga terdiri dari 10 tusuk. Satu porsi Sate Rambigarelatif murah, umumnya Rp 25 ribu.

Soal harga makanan, Pulau Lombok termasuk daerah yang cukup ramah kuliner. Para sahabat Real Lombok bisa memanjakan lidah dengan Sate Rambiga sepuasnya tampa harus merogoh kantong dalam-dalam.

Selain Sate Rambiga biasanya tersedia menu tambahan yakni sop bebalung. Sop bebalung adalah sop tulang-belulang sapi yang telah dimasak dengan berbagai rempah-rempah.

Di celah-celah tulang, kita masih bisa menikmati daging dan juga menyedot sumsum sapi. Srooot… srooot…. nikmatnya terasa menyengat sampai ke sumsum.

Untuk menuju ke sentra Sate Rambiga cukup mudah. Sebagai ilustrasi: bila anda berada di seputaran Jalan Langko, pusat Kota Mataram, jaraknya lebih kurang 8 Km.

Jika anda menggunakan jasa ojek online, tarif berkisar Rp 18 ribu. Sedangkan bila anda menggunakan taksi online, tarif sekitar Rp 25 ribu. Gambaran tarif tersebut tentu sangat tergantung dari titik keberangkatan anda.

Selamat datang di Pulau Lombok, selamat menikmati lezatnya Sate Rambiga. Sate khas Pulau Lombok, pulau yang juga dikenal sebagai “Pulau Seribu Masjid”. Melalui kuliner kita belajar tentang rasa. Dengan rasa kita jalin persaudaraan sepanjang masa. [TRL]