PKS Tak Ingin Jokowi Lawan Kotak Kosong, Enggan Merapat

1241
Presiden PKS Sohibul Iman. Tempo.

JAKARTA, Warta NTB — Presiden PKS Sohibul Iman mengaku partainya memilih untuk tidak bergabung dalam koalisi pendukung Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.

Meski ajakan kubu Jokowi tersebut bukan sebuah ‘kejahatan’ dalam politik, ujar Sohibul, PKS, Gerindra, dan PAN tidak ingin mantan Gubernur DKI tersebut melawan kotak kosong.

Saat ini sudah ada lima parpol yang menyatakan dukungan terhadap Jokowi, yakni Partai Golkar, PDIP, Hanura, NasDem, dan PPP.

Sohibul menegaskan tak ingin hanya ada satu calon pada pilpres 2019. “Kita melihat itu tidak sehat buat demokrasi kita. Saya katakan bahwa rasionalitas politiknya kurang logis kalau PKS ikut bersama Pak Jokowi,” kata Sohibul, Kamis (1/3/2018).

Untuk itu, Sohibul menegaskan, PKS tetap menginginkan adanya politik yang rasional dalam Pilpres 2019 mendatang. Pihaknya tetap menginginkan kehadiran sosok pemimpin baru bagi masyarakat.

“Saya katakan PKS dan semua partai bisa berkoalisi dengan mana saja. Tapi politik itu ada rasionalitasnya,” kata Sohibul.

Dia juga mengungkapkan bahwa saat ini Partai Kebangkitan Bangsa tengah membangun komunikasi dengan PKS terkait Pilpres 2019.

“Kemarin beberapa hari lalu Pak Marwan Jafar dari PKB datang ketemu saya ajak bicara. Dia diutus Cak Imin, kita bicara. Pembicaraannya kita menatap persoalan bangsa 2019 seperti apa,” ujarnya.

Pernyataan Sohibul itu dikeluarkan setelah tiga pimpinan partai politik Gerindra, PKS, dan PAN berkumpul di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk membahas perkembangan terkini soal Pilkada dan Pilpres 2019.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan pembicaraan itu menyangkut soal Pilkada. Pasalnya, banyak koalisi antara Gerindra, PAN, PKS di Pilkada termasuk di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Saat ditanya apakah PKS dan PAN sepakat mengusung Prabowo dalam Pilpres 2019 mendatang, Fadli menyatakan bahwa opsi itu masih terbuka lebar. “Sejauh ini sangat positif,” ucapnya.

Tapi yang pasti, lanjut Fadli, pertemuan antara Gerindra, PKS, dan PAN menggodok Pilpres 2019 sudah cukup banyak, sehingga perlu dimatangkan.

Sumber: Kabar24