MATARAM, Warta NTB – Saat ini telah memasuki era society 5.0 sehingga terjadi pergeseran konsep usaha pertanian di mana pedesaan harus menampilkan daya tarik terkait potensinya untuk dikenal pihak luar.
Hal tersebut berkaitan dengan ketahanan pangan di suatu desa. Di mana suatu desa dikatakan memiliki ketahanan pangan yang baik apabila semua orang memiliki akses fisik, sosial, dan ekonomi ke pangan yang cukup, bergizi, dan aman.
Berkaitan dengan ketahanan pangan, melibatkan empat aspek yaitu: ketersediaan, akses, pemanfaatan, dan stabilitas. Peta potensi ketersediaan bahan pangan yang menjadi sumber ekonomi di dalam suatu masyarakat akan sangat berguna dalam mendukung rantai pasok dan nilai bahan pangan.
Salah satu langkah untuk mempersiapkan peran desa dalam ketahanan pangan pada era society 5.0 adalah membangun konsep big data pada kawasan yang memiliki potensi ekonomi.
Di Desa Karang Bayan, mahasiswa KKN Universitas Mataram (Unram) mengajak warga untuk memperkuat ketahanan pangan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki. Desa Karang Bayan, Kecamatan Lingsar menyimpan banyak sekali potensi yang dapat dikembangkan salah satunya agro wisata atau wisata pertanian/perkebunan.
Buah yang melimpah di saat panen membuat Desa Karang Bayan menjadi tujuan alternative para wisatawan yang ingin menikmati berbagai macam buah yang terdapat di desa tersebut. Buah-buahan yang banyak terdapat di sana adalah buah manggis, durian dan rambutan, bahkan saat panen tiba para petani mampu mengekspor ke luar negeri. Manggis adalah salah satu hasil panen yang menjadi primadona di Desa Karang Bayan.
Secara organoleptic, manggis yang dipanen dari wilayah tersebut memiliki rasa unik dibandingkan keberadaan manggis lainnya sehingga menjadi buruan penikmat manggis. Namun, akses masyarakat di luar daerah tersebut lebih sempit untuk mendapatkannya karena kurangnya promosi hasil suplai manggis.
“Selama ini, para petani manggis hanya mampu menjual manggis ke tingkat pedagang pengepul tanpa tau harga pasti dari manggis tersebut.” Kata Ketua Kelompok Tani Konta Nyembao Desa Karang Bayan.
Ketua Kelompok KKN Selly Oktavianti mengatakan, program KKN yang dijalankan mahasiswa Unram ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan di Desa Karang Bayan dengan berbasis digital. Adapun program yang akan dijalankan selama KKN terdiri dari membuat pendataan manggis di Desa Karang Bayan, membuat sistem informasi manggis, dan membangun trading house manggis secara online.
“Trading house manggis secara online akan memudahkan akses dalam penjualan manggis serta mendukung dalam mengenalkan potensi ekonomi mereka secara lebih luas,” kata Selly Oktavianti kepada wartantb.com, Jumat (9/7/2021).
Selly menyebutkan, Trading House / rumah dagang bersama tersebut nantinya akan dijalankan langsung oleh Karang Taruna di desa setempat berfungsi sebagai sarana perdagangan atau commercial intermediaries yang juga sebagai aggregator-konsolidator pemasaran produk UKM-IKM dalam bertransaksi dagang yang dalam hal ini adalah perdagangan ekspor dengan fokus pasar internasional.
“Peranan trading house ini untuk menjembatani UKM dalam memasuki pasar global (commercial intermediaries) dengan aktivitas perdagangan internasional dari hulu sampai hilir,” sebutnya.
Trading house manggis secara online akan memudahkan akses dalam penjualan manggis serta mendukung dalam mengenalkan potensi ekonomi mereka secara lebih luas.
“Dengan adanya trading house ini, diharapkan produk manggis Lingsar khususnya Desa Karang Bayan akan lebih dikenal secara nasional maupun internasional,” harapnya.
“Hal ini tentunya akan berimbas pada kemudahan mereka untuk memasarkan secara langsung produk lokal tersebut tanpa harus melewati perantara pengusaha luar daerah,” imbuhnya. (WR-02)