LOMBOK TENGAH, Warta NTB – Keamanan pelaksanaan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lombok Tengah (Loteng) yang tinggal menghitung hari menjadi perhatian serius aparat Kepolisian dan TNI. Sehingga dalam mewujudkan Pilkada yang aman dan damai, paslon dan tim sukses diminta agar bijak bermedia sosial dalam masa kampanye. Tidak melakukan black campaign, saling menjatuhkan, politik identitas, ataupun hatespeech demi mendapatkan suara. Terutama di media sosial.
Kapolres Loteng, AKBP Esty Setyo Nugroho mengatakan, demi mensukeskan pelaksanaan pilkada, pihaknya telah menekankan pada semua paslon maupun tim pendukungnya agar tetap sesuai dengan aturan. Baik itu dalam melaksanakan kempanye maupun pada tahapan lainnya.
“Artinya kami minta paslon serta timnya agar tidak melakukan black campaign yang bisa menjatuhkan paslon lainnya. Karena kalau itu dilakukan, pilkada sangat rentan terjadi keributan,” jelasnya, Rabu (2/12/2020).
Ia mengaku, untuk mengatasi black campaign itu, pihaknya sebelumnya sudah membentuk cyber yang akan melakukan pengawasan. Hasilnya, hingga saat ini tim masih belum menerima laporan. Namun demikian, dari pemantuan tim, paslon dan timnya sudah mulai saling menjatuhkan antara paslon lainya.
“Terlihat tim sukses sudah mulai saling menjatuhkan. Saya harapkan paslon agar memberikan imbuan pada tim pendukungnya masing-masing,” ucapnya.
Selain itu, pihaknya menekankan pada penyelenggara agar untuk bersikap jujur dan transparan dalam melaksanakan pilkada ini. Sebab, jika penyelenggara tidak jujur, sangat riskan terjadinya konflik di tengah masyarakat. “Penyelenggara harus bersikap jujur, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi,” jelasnya.
Ia menegaskan, masing-masing paslon akan lebih bagus bersaing dengan bermatabat. Maksudnya, bila turun melakukan kempanye, paslon menjabarkan program-program dan gagasan kedepanya ke masyarakat. Karena dengan program-program itulah masyarakat akan menentukan pilihannya.
“Setelah mereka tunjukkan program-programnya, biarlah masyarakat yang menilai siapa yang terbaik bagi mereka,” terangnya.
Ia mengungkapkan, dalam pelaksanaan Pilkada ini, pihaknya juga tidak hanya memberikan pengamanan pada jalannya pilkada serentak yang akan di laksanakan 9 Desember mendatang saja. Namun, yang lebih utama bagaimana agar pelaksanaan bisa berjalan dengan prtokol kesehatan. Sebab Pilkada ini di laksanakan dalam suasana Pandemi Covid 19.
“Untuk itu, setiap tahapan harus di laksanakan dengan tetap bersama-sama disiplin melaksanakan protokol kesehatan serta kami membentuk satgas khusus untuk menindak pelanggaran yang bisa memicu gangguan keamanan pada masa kampanye, pengawalan surat suara, serta saat proses rekapitulasi suara nantinya,” tuturnya.
Kemudian, untuk pengamanan TPS sendiri, pihaknya juga sudah menyiapkan polanya. Karena, tidak semua TPS bisa diamankan oleh jumlah anggota yang disiapkan ini.
“Jumlah TPS-nya lebih banyak dari jumlah anggota kami,” ungkapnya.
Disinggung mengenai wilayah yang dianggap rawan? Ia mengaku bahwa status semua wilayah sekarang hampir sama. Namun, yang perlu menjadi perhatiannya, wilayah yang jaraknya lumayan ini. Seperti dengan wilayah perbatasan dengan Lotim maupun perbatasan lainnya.
“Pada wilayah itu, kita akan tempatkan satu regu aparat dari Brimob cedangan untuk berjaga,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, kunci sukses pelaksanaan Pilkada adalah seberapa besar tingkat kepercayaan masyarakat didaerah tersebut dan kepercayaan para kontestan pilkada terhadap proses pelaksanaaan dan hasil pelaksanaan pilkada yang dikelola oleh penyelenggara pemilu baik bawaslu maupun KPU.
“Jika masyarakat dan para kontestan percaya terhadap proses dan hasil pelaksanaan Pilkada, maka potensi konflik dapat dieliminir dan bahkan takkan terjadi konflik apapun,” tegasnya. (WR-02)