BIMA, Warta NTB – Bagi masyarakat Kecamatan Monta, nama “Oi Roko” mungkin tak pernah asing karena nama itu sering diabadikan oleh masyarakat dengan nama jalan, nama kelompok tani, nama koperasi dan lain-lain.
Dari riwayatnya Oi Roko adalah sebuah nama mata air yang berada di Desa Tangga, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Nusa Tengga Barat. Mata air ini tidak pernah kering meski di musim kemarau sekali pun sehingga masyarakat sering menyebutnya sebagai mata air “Abadi”.
Letak mata air Oi Roko berada di sebalah barat Desa Tangga melewati jalan padat karya arah masuk lapangan Desa Tangga. Masyarakat sekitar kerap memanfaatkan mata air ini untuk mengairi sawah dan kebutuhan rumah tangga seperti mandi dan mencuci.
Fan salah satu waraga Desa Tangga yang tinggal di sekitar lokasi Oi Roko mengatakan, meski di musim kemarau mata air Oi Roko tak pernah kering, buktinya hingga akhir Desember ini mata air Oi Roko masih terus mengalir.
“Masyarakat sekitar kerap memanfaatkan mata air ini untuk kebutuhan rumah tangga, ada yang datang mandi, mencuci, serta mengambil air untuk kebutuhan lain. Selain itu mata air Oi Roko juga kerap dimanfaatkan oleh petani sekitar untuk mengairi lahan pertanian,” terangnya saat ditemui di lokasi Oi Roko, Rabu (25/12/2019).
Terkait keberadaan, mata air Oi Roko, Fan berharap agar mata air ini bisa terus dijaga dan dilestarikan keberadaannya karena telah memberikan kontribusi besar bagi kebutuhan air masyarakat sekitar.
“Kami berharap mata air ini bisa terus dijaga dan dilestarikan dengan melindungi pepohonan yang ada di sekitar lokasi,” harapnya.
Selain itu, salah satu pemerhati lingkungan, Suharlin, S.Sos yang ditemui di lakosi mata air mengatakan, upaya perlingdungan mata air terus mereka lakukan dengan menanam pohon penyanggah mata air.
“Kami terus menggalakan gerakan kolektif mencintai alam dan melestarikan hutan. Upaya perlindungan mata air, kami terus melakukan penanaman pohon yang ada disekitar mata air,” katanya.
Pimpinan Media Jerat NTB ini juga mengajak seluruh masyarakat agar tidak merusak hutan dan menebang pohon yang ada di sekitar mata air karena menurutnya pohon penyanggah sangat penting untuk melindungi mata air agar debit air yang ada tidak berkurang dan kering.
“Kita harus menyadari bahwa air adalah sumber kehidupan bagi semua mahluk hidup. Jika air sudah tidak ada kita akan merasakan kesusahan dan uang saat itu sudah tidak berarti lagi. Oleh karena itu saya mengajak semua pihak agar sama-sama menjaga dan melestarikan hutan serta merawat dan menjaga mata air yang masih tersisa demi kehidupan anak cucu kita kelak” ajaknya. (WR)