Wartantb.com – Mungkin masyarakat yang berasal dari luar pulau Lombok akan merasa asing dan bingung tentang upacara nyongkolan. Namun tidak demikian dengan masyarakat asli Suku Sasak . Bagi masyarakat Sasak, nyongkolan adalah sebuah upacara yang unik dan telah menjadi tradisi secara turun temurun dalam menyambut sebuah pernikahan. Upacara atau kegiatan nyongkolan sekarang sudah sering kita jumpai setiap hari, namun yang paling sering ditemui adalah ketika akhir pekan tiba.
Jalanan yang biasanya digunakan oleh khalayak umum kerap ramai dengan hadirnya peserta nyongkolan. Ruas-ruas jalan berubah menjadi marak dengan mempertontonkan berpuluh-puluh bahkan beratus orang yang mendampingi mempelai pria menuju kediaman rumah mempelai wanita. Rombongan peserta nyongkolan pun terlihat kompak dengan menggunakan pemakaian adat lengkap.
Baca Juga: Menyaksikan Parade Toleransi di Pawai Ogoh-ogoh Kota Mataram
Sejarah nyongkolan
Adat nyongkolan sudah dikenal semenjak zaman kerajaan masih ada di Pulau Lombok. Nyongkolan merupakan kegiatan adat sebagai salah satu bagian dari prosesi pernikahan masyarakat Suku Sasak. Maksud dari prosesi nyongkolan ini adalah sebagai upaya untuk memperkenalkan kedua pasangan mempelai kepada masyarakat sekitar.
Kegiatan nyongkolan dilakukan dengan cara mengarak kedua mempelai yang ditemani oleh seluruh kerabat, sanak saudara serta keluarga dari kedua mempelai. Dengan menggunakan pakaian adat lengklap, suluruh peserta rombongan akan berjalan dengan diringi musik tradisional. Beberapa musik tradisional yang biasa digunakan adalah seperti gendang beleq, kecimol dan tarian rudat.
Dalam arak-arak, peserta nyongkolan dari rombongan mempelai laki-laki juga membawa berbagai macam benda hasil perkebunan dan pertanian seperti buah-buahan maupun sayur-sayuran yang nantinya akan dibagikan kepada keluarga, kerabat dan tetangga dari mempelai wanitanya.
Namun tidak demikian pada kalangan tertentu seperti bangsawan. Dalam kalangan bangsawan Suku Sasak, proses upacara adat nyongkolan sedikit berbeda, tata cara dan urutan arak-arakan serta benda yang dibawa memiliki aturan tertentu. Jika anda beruntung akan menemui proses adat nyongkolan yang dilakukan oleh kalangan bangsawan Suku Sasak yang penuh dengan nuansa kesakralan.
Baca Juga: Peresean, Seni Adu Ketangkasan Suku Sasak
Keunikan Nyongkolan
Yang menjadi keunikan dalam proses adat nyongkolan ini adalah bagaimana berbaurnya masyarakat (keluarga) maupun kerabat mempelai laki-laki dengan keluarga dan kerabat mempelai wanitya secara tiba-tiba. Sekitar itupun mereka bergembira bersama dengan diringi musik yang memang telah disiapkan sebagai pengiring adat tersebut.
Jalanan kadang mancet secara mendesak saat ada rombongan nyongkolan dan biasanya terjadi pada akhir pekan seperti hari sabtu dan minggu. Biasanya adat Nyongkolan dilakukan saat siang menjelang sore atau selepas adzan dzuhur dikumandangkan.
Bila anda sedang dalam perjalanan melintas ruas-ruas jalan di kota mataram dan sekitarnya, kebetulan berpapasan langsung dengan rombongan peserta Nyongkolan, maka taka da salahnya anda juga luangkan waktu untuk ikut serta menjadi bagian dari prosesi tersebut dengan berjalan bersama para peserta nyongkolan. Jangan lupa siapkan kamera anda sebelumnya untuk mengabadikan moment-moment uniknya sebuah adat Nyongkolan Suku Sasak. (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram)