NTB Kirim 120 Aktivis Kuliah S2 ke Malaysia

1570
Sri Hastuti N.A.S sekertaris LPP NTB menjelaskan terkait 120 aktivis NTB yang dinyatakan lolos program Beasiswa S2 ke Malaysia pada awak Media, Selasa (11/6/2019).

MATARAM, Warta NTB – Dari 413 pendaftar, sebanyak 120 aktivis dinyatakan lolos mendapatkan program Beasiswa S2 Pemerintah Provinsi NTB ke Malaysia. Hal tersebut dituturkan, Sri Hastuti N.A.S selaku sekertaris Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) NTB kepada awak Media, Selasa (11/6/2019).

“Awalnya hanya ada 20 kuota untuk Beasiswa ke Malaysia ini. Namun tim menyeleksi ada 120 aktivis pendaftar yang memenuhi kualifikasi dan Gubernur meminta kami memperjuangkan semuanya. Alhamdulillah yang lolos ada 120,” tutur alumni Monash University tersebut.

Lebih jauh Tuty menjelaskan ke-120 aktivis tersebut berasal dari berbagai organisasi, yayasan, maupun NGO baik formal maupun yang non formal.

Bahkan Tuti menuturkan, salah seorang awardee merupakan seorang anggota remaja masjid dan anggota Pokdarwis atau Kelompok Sadar Wisata yang ada di Desa. Tuty berjanji akan memberikan data detail penerima beasiswa di lain waktu.

“Kenapa beasiswa ini diperuntukan untuk aktivis? Karena sebelumnya beasiswa biasanya diberikan kepada akademisi, Gubernur kali ini ingin para aktivis juga mendapatkan kesempatan yang sama. Sehingga dapat memberikan kontribusi yang maksimal untuk daerah dan bangsa Indonesia,” jelasnya.

120 aktivis penerima beasiswa Malaysia ini sebelumnya telah melewati beberapa tahapan seleksi di antaranya, seleksi pemberkasan pada tanggal 20 Mei hingga seleksi wawancara pada tanggal 30 hingga 31 Mei 2019.

Berbeda dari seleksi beasiswa regular sebelumnya, beasiswa aktivis tidak disyaratkan untuk memiliki sertifikat bahasa seperti TOEFL maupun IELTS, melainkan MUET atau Malaysia University English Test.

Tes Bahasa Inggris ini biasanya dilakukan di Malasysia namun karena kerjasama LPP-NTB dengan Kementerian Pendidikan Malaysia, MUET akan dilakukan di Mataram dengan biaya hanya sebesar Rp. 1.100.000 dari biaya aslinya sekitar Rp. 3.000.000. Pemberangkatan sendiri akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kalender pendidikan di negara asal. (WR)