Giri Menang, Warta NTB – Menteri Sosial (Mensos) RI Idrus Marham berkunjung ke PSMP Paramita Mataram, di Kabupaten Lombok Barat, NTB, Minggu (15/4/2018). Kunjungannya ke Panti Sosial tersebut dalam rangka melihat proses penyaluran bantuan sosial non-tunai program keluarga harapan (PKH) dan bantuan sosial beras sejahtera (Rastra).
Tiba sekitar pukul 10.00 Wita, Idrus bersama rombongan Kemensos beserta Pjs Bupati Lombok Barat H. L. Saswadi, Ketua DPRD Lombok Barat Imam Kafali, Kepala Dinas Lombok Barat Hj. Ambaryati, Ketua DPRD Provinsi NTB Isvie Rupaedah, Kepala Dinas Sosial NTB dan Wakapolda NTB Tajudin terlebih dahulu melakukan peninjauan lapangan ke Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) yang berada di lingkungan PSMP Paramita.
Di sana Idrus juga berdialog dengan penerima manfaat yang merupakan anak-anak korban kekerasan seksual dan para pekerja sosial di sana.
Saat berdialog, pria kelahiran Sulawesi Selatan tidak dapat menutupi kesedihannya. Mensos Idrus terus memberikan semangat dengan mengajak anak-anak untuk menguatkan tekad dan fokus menatap masa depan.
Idrus merasa takjub dengan tekad anak-anak yang sangat bersemangat untuk melanjutkan pendidikannya. Saat ditanyai apakah masih ingin sekolah atau tidak, ke sembilan belas anak korban kekerasan seksual tersebut sontak mengacungkan tangannya sambil berseru “saya pak!”.
Melihat hal tersebut Idrus langsung mengajak para pejabat pemerintah daerah untuk memfasilitasi keinginan anak-anak tersebut. “Kita akan fasilitasi. Nanti akan kita biayai!,” seru Idrus disambut tawa ceria anak-anak.
Untuk para pekerja sosial, pihaknya sudah menyiapkan semacam asuransi sebagai jaminan keselamtan bagi para pekerja sosial selama bertugas. Seperti yang diceritakan salah satu petugas, tidak jarang mereka mendapat intimidasi maupun ancaman dari kerabat pelaku.
Selain itu pemda juga akan memfasilitasi para pekerja dengan mobil operasional untuk menunjang mobilitas di lapangan. Termasuk saat mengangkut anak-anak ke pengadilan. Bahkan, Ketua DPRD NTB Isvie Rupaedah pasang badan untuk membantu para petugas.
“Kalau tidak bisa dianggarkan melalui APBD, saya bisa siapkan mobil operasional melalui dana aspirasi saya,” katanya.
Usai dari RPSA, kunjungan kemudian dilanjutkan ke lembaga rehabilitasi di PSMP Paramita. Idrus bersama rombongan berkesempatan mengunjungi anak-anak yang sedang menjalani rehabilitasi dan tengah mendapatkan pelatihan keterampilan seperti keterampilan pertukangan, otomotif atau perbengkelan. Tidak ragu-ragu, Idrus bahkan ikut memamerkan aksinya di bengkel pertukangan.
Diketahui, ada sekitar 115 anak yang berhadapan dengan hukum dan sekarang sedang menjalani pelatihan dan pendidikan di tempat tersebut.
“Siapapun dari kita yang pernah berbuat salah, Allah SWT pasti membukakan pintu taubat sebesar-besarnya. Yang penting janji tidak mengulanginya lagi dan berusaha berubah untuk ambil langkah yang lebih baik,” pesannya.
Sesuai dengan sistem hukum yang dianut di Republik Indonesia, yang disebut sistem peradilan anak yang pada intinya di Undang-Undang tersebut mengamanatkan bahwa anak-anak yang berhadapan dengan hukum, tetapi di tuntut kurang dari tujuh tahun maka seyogianya mereka tidak dimasukkan kedalam Rumah Tahanan Anak, akan tetapi lebih baik untuk direhabilitasi atau dilakukan difersi.
Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Golkar ini mengaku ada satu hal yang menjadi kebanggan dirinya sebagai Menteri Sosial yang tidak dimiliki oleh menteri lainnya. Baginya, Menteri Sosial memiliki pejuang-pejuang kemanusian yang memiliki militansi yang sangat diperjuangkan.
Dikatakannya, hanya ada satu hal yang bisa membuat para pekerja sosial betah berada disini, tidak lain karena adanya panggilan pengabdian untuk menangani anak-anak kita yang bermasalah.
“Sekali lagi ini hanya bisa ditangani oleh orang-orang yang memiliki panggilan kemanusiaan. Dan di situlah kebanggan Kementerian Sosial yang tidak dimiliki oleh kementerian lainnya,” ujarnya. (WR)