MATARAM, Warta NTB – Berkat kemurahan Tuhan yang Maha Kuasa, pulau Lombok ini sangat luar biasa dan sakti. “Meski Bali dan NTT sudah terkena rabies sejak beberapa tahun lalu, tetapi pulau ini tidak tertular dan tetap bersih serta bebas dari Rabies,” ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian, Dr. drh. I Ketut Diarmita, MP pada acara Hari Rabies Sedunia (World Rabies Day) yang di pusatkan di Jalan Pejanggik depan kantor gubernur NTB di Mataram, Sabtu (28/9/2019).
Menurutnya, kalau dikaji dari segi ilmu pengetahuan, sebenarnya hanya butuh waktu tidak lebih dari 2 tahun, NTB dan khususnya Lombok sudah terkena imbas penularan rabies dari Provinsi Bali. Namun Teori itu, kata Ketut Diarmita tidak berlaku bagi NTB. Padahal Provinsi Bali sudah dilanda oleh penularan virus rabies sejak tahun 2008 lalu. Dan penanganannya-pun masih terus berlanjut hingga saat ini.
Demikian juga di NTT penularannya sudah terjadi sejak tahun 1997 dan masih menjadi ancaman hingga saat ini.
Meskipun sempat terjadi di pulau Sumbawa tepatnya di kabupaten Dompu dengan 2.400 kasus gigitan hewan penular rabies dan 13 kasus kematian. Namun menurutnya Pemerintah NTB dapat melokalisir dan mencegah penularan virus rabies hingga tidak merambat sampai ke Pulau Lombok.
“Saya sangat mengapresiasi Gubernur dan Wakil Gubernur beserta seluruh jajarannya atas atensi melawan penularan virus rabies. Mudah-mudahan apa yang dilakukan di NTB saat ini dapat menjadi panutan bagi provinsi-provinsi lain di Indonesia,” puji Dirjen PKH dari Kementerian Pertanian tersebut .
Ia menjelaskan bahwa penularan virus Rabies 98 persen disebabkan oleh gigitan hewan penular rabies, seperti anjing, kucing dan kelelawar. Cara paling mudah untuk menghindari dan mencegahnya, kata Dirjen sebenarnya sangat sederhana, yakni dengan vaksinasi. “Pelihara hewan itu dengan baik, jangan biarkan hidup liar sehingga mudah tertular virus rabies. Dan kalau sudah tertular, jangan ragu mengambil langkah tegas untuk memunahkannya,” terang Dirjen kelahiran Bali itu.
Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengingatkan bahwa hal yang terpenting dari seluruh rangkaian yang dilakukan untuk menghindari Rabies adalah edukasi secara masif. Meskipun pulau Lombok, kata Wagub yang akrab disapa Ummi Rohmi, terbebas dari penyakit Rabies namun jangan sampai seluruh elemen masyarakat dan pemerintah lengah dari penyakit yang ditularkan melalui hewan ini.
“Seperti diketahui bersama, bahwa di NTB khususnya di pulau Sumbawa telah banyak korban dari ganasnya penyakit Rabies. Tapi Alhamdulillah, berkat kerja sama semua pihak, sehingga kita dapat memproteksi dan melokalisir penyebaran virus Rabieas,” tutur Ummi Rohmi.
Menurutnya, edukasi tentang bahaya rabies, harus ditanamkan sejak kecil. Kita berikan edukasi mulai dari pendidikan TK hingga perguruan tinggi. Sehingga dengan pengetahuan luas itu, seluruh masyarakat dapat melakukan proteksi diri.
Penyakit rabies, Menurut Ibu Wagub, harus dipandang sebagai sesuatu yang tidak ditakuti, tapi harus diketahui apa yang dilakukan dan apa dampak dihasilkan oleh virus itu. Maka dari itu, pemerintah NTB yang dipercaya sebagai tuan rumah digelarnya Hari Rabies Sedunia (World Rabies Day), diharapkannya mampu mewujudkan langkah yang jauh lebih cepat untuk mewujudkan NTB khususnya Pulau Sumbawa Bebas Rabies. (WR)