BIMA, Warta NTB – Sebagai tindak lanjut terhadap informasi masyarakat terkait maraknya pembalakan liar dan rusaknya hutan lindung dan hutan produksi di sekitar DAM Pela-Parado, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Kepala BNPB RI Letjen TNI Doni Monardo, Sabtu (21/12/2019) melakukan kunjungan sekaligus melakukan penghijauan di lokasi tersebut.
Dalam kunjungan Kepala BNPB dan rombongan juga didampingi Danrem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, Wakil Bupati Drs. H. Dahlan M. Noer, Walikota Bima HM. Lutfi SE, Dandim 1608/Bima Letkol Inf Bambang Kurnia Eka Putra.
Setelah melihat kondisi Hutan yang ada di sekitar Dam Pela Parado, Kepala BNPB mengaku sangat prihatin karena dari informasi yang ia dapat bahwa kerusakan hutan akibat pembalakan liar di Kecamatan Parado sudah mencapai angka 17.000 hektare.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi hutan di sini. Dari penjelasan dinas terkait hutan yang mengalami kerusakan mencapai 17 ribu hektar dan yang mengalami kerusakan parah seperti ini sekitar 8 ribu hektar dari data resmi belum saya terima. Nah, ini enggak mungkin kita biarkan dan BNPB sendiri menjadikan program ini sebagai bagian dari upaya pencegahan bencana jadi jangan sampai nanti sudah timbul korban bencana baru kita datang dan memberikan bantuan, maka sebelum terjadi bencana kita coba untuk mencegah di hulu dan dari pengakuan warga ternyata kebanyakan warga sendiri yang membakar hutan,” katanya.
Kepala BNPB menyebutkan, terkait kerusahan hutan parado memang kompleks mulai dari alasan ekonomi, masalah lapangan kerja masalah kebutuhan hidup sehari hari masyarakat mau menanam sesuatu karena ada yang beli dan nilai jualnya cukup memberikan jaminan hidup.
“Nah pada kesempatan ini saya mengajak kepada pihak yang selama ini menjadi penampung hasil-hasil pertanian yang berasal dari kerusakan ekosistem merambah hutan seharusnya tidak lagi boleh membeli, jadi para pelaku dunia usaha juga kita harapkan punya komitmen moral yang tinggi jangan membeli hasil pertanian rakyat yang berasal dari kawasan hutan kalau ini dibiarkan terus nanti dampaknya pada saat musim kemarau enggak ada air dan masyarakat harus beli air lagi, jadinya uangnya habis hanya untuk beli air kemudian ketika musim hujan terjadi banjir bandang, tanah longsor timbul korban, maka kita akan mengalami banyak kerugian,” ujarnya.
“Terkait kerusakan hutan Pak Danrem juga telah menginisiasi langkah baru dan sangat strategis yang nantinya harus diikuti dengan peraturan daerah atau peraturan gubernur sehingga semua stakeholder yang berada di bawah kewenangan pemerintah provinsi berada pada satu kesatuan satu komando sehingga nanti pemerintah provinsi bisa menyusun langkah dan upaya pencegahan baik itu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang,” jelasnya
Jenderal Doni menambahkan, setelah nanti konsepnya seperti itu, kami akan mengundang para pejabat yang mengurusi wilayah mulai dari pertanian kemudian lingkungan hidup dan para pejabat yang ada di provinsi nanti kita akan undang ke jakarta. Kita akan rapat bersama sehingga ada solusi yang permanen.
“Kalau ini terus dibiarkan, maka kerusakan hutan akan semakin parah dan nanti kita akan mencari solusi terbaik terintegrasi antara kementerian dengan rencana penanaman bibit yang memiliki nilai ekonomis dan nanti setelah kami temui Pak Menteri kita akan sampaikan saran dan masukan dari masyarakat tetang jenis bibit yang dikehendaki dan memiliki nilai tapi juga memiliki fungsi ekologis,” terangnya.
Pada kesempatan itu, Jenderal Doni meminta agar para pelaku pembalak liar tetap dilakukan tindakan tegas dan ia mengajak semua pihak agar memiliki kesadaran kolektif untuk menjaga hutan.
“Sebagai kepala BNPB kami meminta para pelaku pembalakan liar untuk tetap ditindak tegas. Sebetulnya penegakan hukum memang penting, tetapi sekali lagi bukanlah jalan terbaik karena dengan diberikan sanksi lantas diadili dan diberi hukum sekian bulan, tetapi setelah keluar penjara berbuat lagi tentu tidak akan ada perubahan nah yang paling penting adalah bagaimana sekarang ini kita menimbulkan kesadaran kolektif yang harus timbul dari dalam jiwa yang paling dalam untuk menjaga kelestarian hutan,” tuturnya. (WR)