BIMA, Warta NTB – Kisah tentang Bunga (nama samaran) yang diduga menjadi korban kekerasa seksual Pasangan Suami Istri (Pasutri) ASN berinisial MJ dan FN atau SH yang berprofesi sebagai pengawas TK/SD dan Kepala Sekola SD di Kecamatan Langgu, Kabupaten Bima masih hangat diperbincangkan.
Publik masih bertanya, bagaimana korban bisa jatuh ke tangan MJ dan FN pasutri ASN yang diduga mengalamai kelainan seksual? Bagaimana hubungan MJ dan FN dengan orang tua Bunga? Sejak kapan Bunga diasuh MJ dan FN? Dan bagaimana keseharian Bunga di mata orang tua dan kerabat saat diasuh MJ dan FN? Pertanyaan-pertanyan itu menjadi buah bibir masyarakat dan netizen khusunya di Kabupaten dan Kota Bima beberapa hari terakhir.
Mencuatnya berita yang menyeret nama pasang suami ASN dan bunga beberapa hari terakhir menarik perhatian banyak pihak. Terbongkarnya kasus kekerasan seksual terhadap Bunga berawal dari beradarnya foto dan video hubungan badan antara MJ dan Bunga yang diduga foto dan video tersebut didokumentasi oleh FN.
Hal itu sangat mencengangkan, dan menimbulkan banyak pertanyaan bagaiman mungkin FN sebagai istri tega melihat suaminya berhubungan badan dengan wanita lain walaupun itu adalah Bunga yang juga anak asuhnya. Dari rentetan peristiwa itu diduga pasutri ini mengalami kelainan seksual, FN diduga menikmati hubungan seks antar suaminya dengan wanita lain yang kemudian mengabadikannya dengan video.
Beredarnya foto dan video tersebut disambut dengan pemberitaan oleh beberapa media lokal dan nasional. Dari rentetan peristiwa itu, kini MJ dan FN harus mempertanggung jawabkan perbuatannya atas laporan keluarga korban. Dan saat ini kedua terduga pelaku telah diamankan di Mapolres Polres Bima untuk menjalani pemeriksaan dan serangkaian proses hukum atas laporan dugaan pencabulan yang dilakukan.
Lantas bagaimanakan Bunga bisa jatuh dan diasuh oleh pasutri yang diduga mengalami kelainan seksual itu. Berikut cerita yang dikisahkan oleh Ibu Kandung Bunga saat ditemui di rumah kerabatnya di Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Kamis (16/1/2020). Mengawali ceritanya Ibu korban mengisahkan bagaimana hubungan antara orang tua Bunga dengan pasangan ASN yang diduga mencabuli Bunga.
Baca berita terkait:
- Diduga Kelainan Seksual, Pasutri ASN di Langgudu Jadikan Anak Asuh Budak Seks Selama Bertahun-tahun
- Pasutri yang Diduga Kelainan Seksual, Diakui KUPT Dikbudpora, Pengawas dan Kepala Sekolah
- Sebelum Diamankan Polisi, Pasutri ASN yang Diduga Amoral Nyaris Dihakimi Warga
Dari kisahnya, ternyata Ibu korban dengan MJ memiliki hubungan pertalian darah yakni sepupu. Hubungan itu terus berlanjut karena sebelumnya MJ menjabat sebagai guru ASN di SDN Sarae Ruma pemekaran Desa Karampi, Kecamatan Langgudu yang juga merupakan tempat kelahiran Bungan dan tempat tinggal kedua orang tuannya.
Kemudian di sekolah ini juga MJ diangkat sebagai Kepala sekolah pada tahun 2010. Sementara FN istri MJ yang juga berprofesi sebagai guru ASN kemudian diangkat menjadi kepala sekolah SDN Inpres Oi U’a yang tidak jauh dari Desa Sarae Ruma. Hubungan antara kedua keluarga sangat akrab dan saling membantu. Disamping memiliki pertalian darah dengan Ibu korban, MJ dan FN juga merupakan sahabat baik Ayah korban karena mereka sama-sama berprofesi sebagai guru.
Berdasarkan hubungan baik itulah, Bungan kemudian dititipkan kepada keluarga MJ dan FN karena kebetulan saat itu Bunga tengah mengikuti ujian akhir SMP tahun 2014 dengan pertimbangan rumah Bunga dengan sekolah cukup jauh sehingga untuk bolak balik tidak memungkinkan. Saat itu bukan saja korban yang numpang sementara di rumah pasutri yang berlokasi di Dusun Kurujanga, Desa Rupe ini. Ada beberapa teman Bunga yang sama-sama dari desa seberang laut ikut tinggal demi ikut ujian.
Kisah kelam dialami Bunga diperkirakan berawal saat itu, Bunga yang sedang tertidur lelap bersama teman-temannya, tiba-tiba dibangunkan FN tengah malam. Ia diajak FN tidur sekamar dengan MJ. Sempat ada penolakan namun FN tetap memaksa dengan kasar menjambak rambut Bunga dan itu terjadi beberapa kali hingga Bunga menetap untuk melanjutkan sekolah di salah satu SLTA di Langgudu.
Kejadian itu sempat diceritakan oleh Bunga kepada ibunya saat liburan ke rumah beberapa bulan setelah lulus SMP. “Dia tidak ceritakan kalau dipaksa apalagi dijambak, dia hanya cerita pernah diajak tidur sekamar dengan MJ dan FN Saya sempat heran memang, tapi saya berpikir positif saja. Mungkin itu bentuk sayang mereka terhadap anak saya,” ucapnya
“Saya hanya diberitahu satu kali itu saja, sampai kemudian baru kami sekeluarga dikagetkan dengan berita minggu ini,” terang Ibu Bunga didampingi suami di kediaman kerabatnya di Kecamatan Woha.
Orang tua Bunga merasa sangat terpukul atas apa yang menimpa putri bungsunya ini, lebih-lebih diakibatkan oleh orang yang sangat dipercaya. “Kekecewaan kami sudah tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata, kenapa mereka begitu tega menghianati kepercayaan kami. Mereka sudah menjadi orang tua bagi Bunga, bahkan mereka dipanggil Bapak dan Ibu oleh anak kami,” ucapnya dengan nada sendu.
Baca berita terkait:
- Cabuli Anak Asuh, MJ Mengaku Khilaf dan Minta Maaf
- Komnas PA Dampingi “Bunga” Korban Kekerasan Seksual Pasutri ASN di Bima
Keberadaan si bungsu Bunga oleh orang tua dan empat orang saudaranya selama ini dianggap baik-baik saja karena berada pada orang yang tepat dan penyayang. “Saking kami percaya kepada mereka, dulu saat masih SMA, sempat ada tetangga mereka yang kasitau saya kalau anak saya kerap disiksa oleh FN, tapi saya anggap itu isu berlebihan dan kalaupun ada tentunya hanya sekedar hukuman yang diberikan oleh seorang ibu kepada anaknya,” kisahnya.
Diceritakan, saat bunga kuliah sempat keluar dari rumah MJ dan FN untuk ngekos, bahkan kami sebagai orang tua kandung setuju ketika Bunga diminta kembali ke rumah mereka di Sadia saat Bunga ngekos di Santi dekat kampus.“Mereka memprovokasi kami agar memaksa Bunga tinggal di rumah mereka, dan itu dituruti oleh Bunga. Meskipun setelah itu pindah lagi ngekos di Mande,” ujarnya.
Keingin Bunga beberapa kali keluar dari rumah MJ dan FN kemungkinan karena sudah tidak tahan dengan perlakuan MJ dan FN, namun hal itu tidak diceritakan kepada orang lain. Tetapi keluarnya Bunga dari rumah menjadi awal pembuka tabir perilaku bejat yang dilakukan oleh pasangan suami istri ini karena mereka mengancam, apabila korban tidak kembali ke rumah, maka foto dan video korban akan disebarkan.
Atas peristiwa yang menimpa anakny, orang tua korban sangat berharap agar kedua pelaku dihukum seberat-beratnya. “Rasanya berat dan tidak ingin melihat lagi wajah mereka, terlalu sakit membayangkan kejadian ini, kami harap kedua pelaku bisa dihukum dengan seberat-beratnya” harapnya
Pada kesempatan lain, MJ mengakui perbuatannya telah mencabuli Bunga. Ia mengaku perbuatan itu dilakukan sebanyak lima kali pada tahun 2019 di rumahnya di Desa Kuru Janga, Kecamatan Langgudu dan di Kelurahan Mande, Kota Bima.
Di sisi lain, FH istri MJ juga mengakui telah mendokumentasikan adegan hubungan badan yang dilakukan MJ dan Bunga. Ia mengaku kesal dan sakit hati telah memergoki keduanya yang sedang berhubungan badan dan ia tidak tahu siapa yang menyebarkan foto dan video tersebut hingga viral ke media sosial. (WR-Tim)