Kota Bima, Warta NTB – Dalam rangka memperingati satu tahun terjadinya musibah banjir bandang, Pemerinta Kota Bima menyelenggarakan kegiatan Tabligh Akbar, Dzikir dan Do’a bersama. Kegiatan yang dipusatkan di halaman Kantor Walikota, Sabtu (23/12/2017) turut dihadiri Prof. Dr. H.M Quraish Shihab MA sebagai penceramah dan penyampai kata hikmah.
Tiba di Kota Bima, Prof. Quraish Shihab bersama istri Hj. Fatmawati Assegaf disambut Walikota Bima H.M Qurais H. Abidin bersama istri, didampingi Wakil Walikota Bima H. A. Rahman H. Abidin SE bersama istri, Dandim 1608/Bima, Kapolres Bima Kota, perwakilan unsur FKPD Kota Bima, Ketua MUI, Kepala Kantor Kemenag Kota Bima dan sejumlah tokoh agama serta jajaran Pemerintah Kota Bima.
Walikota Bima dalam sambutannya menyampaikan, tujuan kegiatan tabligh akbar dan zikir bersama adalah agar kita bertafakur dan mengambil hikmah dari musibah yang terjadi satu tahun lalu. “Ada banyak yang menyampaikan bahwa musibah banjir bandang yang kita hadapi tahun lalu tidak usah diingat-ingat lagi. Namun sesungguhnya maksud kegiatan kita hari ini adalah untuk bertafakur agar kita bisa memetik hikmah dan pelajaran dari apa yang telah kita alami, sehingga kedepannya bisa kita perbaiki,” kata Walikota.
Ia menyebutkan, selain besarnya kerugian yang kita hadapi akibat banjir bandang tahun lalu, banyak hikmah yang bisa dipetik. Diantaranya; kita saat itu benar-benar merasakan indahnya persaudaraan dan semangat gotong royong yang menjadi kekayaan bangsa kita.
“Saat menghadapi banjir, mata kita dibuka bahwa kita tidak sendiria, pertolongan datang dari berbagai arah. Kita juga diberikan kesempatan untuk memperbaiki banyak hal, misalnya merehabilitasi lingkungan yang terdegradasi, memperbaiki sistem drainase, relokasi warga yang bermukim di bantaran sungai dan normalisasi sungai serta pengembangan permukiman baru dan penertiban pemanfaatan ruang,” ungkap Walikota.
Hal senada diampaikan Prof. Quraish Shihab saat menyampaikan ceramah agama dan uraian kata hikmah, disampaikan bahwa sebuah musibah bukanlah musibah besar selama ia tidak menimpa agama, jika masih bisa menemukan hikmah berarti kejadian tersebut bermanfaat bagi manusia.
”Musibah merupakan sunnatullah sebagai proses sebab akibat dari tindakan manusia. Musibah juga merupakan peringatan dari Allah SWT sebagai ujian keimanan dan musibah tidak selamanya tanda kemurkaan Allah SWT,” paparnya.
Dikatakan, saat musibah datang, manusia akan menyadari bahwa tidak ada perlindungan diri kecuali kepada Allah SWT saja, tidak ada tempat bergantung selain kepada-Nya, tidak ada pertolongan kecuali dari -Nya. Di antara tanda-tanda kebesaran Allah SWT ialah menjadikan kita atau keluarga sebagai tempat sasaran ujian-Nya. Musibah, memang akan selalu mengikuti manusia di dunia ini karena dunia adalah tempat ujian dan cobaan.
“Musibah dan cobaan yang menimpa bertujuan memperbaiki ketaqwaan dan kesabaran hamba-Nya, kemudian dipilih siapa yang sukses menerima ujian dengan penuh kesabaran,” ungkapnya.
Usai penyampaian ceramah agama dan uaraian kata hikmah yang disampaikan Prof. Quraish Shihab, kegiatan dilanjutkan dengan dzikir bersama yang dipandu oleh Ustdz H. Ramli Ahmad M.Ag dan Ustdz H. Adnin SQ M.Pd serta doa bersama dipimpin Ketua MUI Kota Bima Drs. H.M Saleh Ismail. (WR-02)