Dua Desa di Lobar Jadi Lokasi Studi Banding Pemkab Aceh Besar

1440

Giri Menang, Warta NTB – Desa Selat dan Desa Sembung di Kecamatan Narmada mendapat kehormatan ditunjuk sebagai lokasi kunjungan kerja dan Studi Banding Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Rombongan yang datang terdiri dari unsur kecamatan, kepala desa dan kelompok tani, secara khusus mengunjungi Kelompok Ternak Patuh Angen dan Patuh Karya yang ada di Kecamatan Narmada Lombok Barat, Senin (23/4/2018).

Rombongan diterima Staf Ahli Bupati Bidang SDM dan Aparatur, H. Mahyudin bersama Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Sakri, Kepala Dinas Pertanian H. Muhur Zohri, Sekretaris Dinas Pariwisata Baiq Yeni S. Ekawati dan jajaran Dinas Pertanian di Kantor Dinas Pertanian Lombok Barat.

“Selain silaturrahmi secara khusus kami bermaksud untuk menggali dan belajar tentang pertanian dan beternak yang baik serta bagaimana menjalankan manajemen kelompok ternak yang ada di Desa Sembung. Karena di Aceh Besar peternakan masih menggunakan pola peternak tradisonal,” jelas Munawir selaku ketua rombongan.



Munawir menambahkan, kunjungan ke Lombok Barat sebelumnya merupakan hasil hasil koordinasi Pemerintah Aceh ke Kementrian Pertanian RI beberapa waktu lalu.

“Karena Lombok Barat merupakan kabupaten yang masuk 10 besar penyumbang ketahanan pangan nasional,” katanya.

Diketahui, Kabupaten Lombok Barat memiliki lahan pertanian seluas 17.340 hektar yang sebagian besar berada di tiga kecamatan di Lombok Barat. Selain perairan yang baik kondisi tanah juga sangat mendukung, untuk lahan kering sebagian besar di wilayah selatan Lombok Barat dengan luas lahan 22.000 hektar. Lombok Barat juga memiliki 1.495 kelompok tani yang tersebar di semua kecamatan yang terdiri dari kelompok tani pangan, holtikultura, ternak dan perkebunan.

Dari Kantor Dinas Pertanian, rombongan kemudian menuju Desa Sembung untuk meninjau lokasi peternak patuh angen. Di sana, rombongan disambut oleh Kepala Desa Sembung dan Ketua Kelompok Peternak Patuh Angen.

Ketua Kelompok Patuh Angen, Ali Sahid dalam kesempatan itu memaparkan profil dan program kelompoknya. Diungkapkan kelompok ternak sapi Patuh Angen sudah berdiri sejak tahun 2005, bahkan sebelum Pemerintah Provinsi NTB membuat program yang disebut sejuta sapi.

“Awalnya kami beranggotakan 20 orang dengan modal awal 300 juta yang diberikan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Dengan antusias masyarakat yang tinggi, kini anggota kelompok kami menjadi 80 orang dengan populasi sapi 240 ekor sapi,” ungkapnya mengawali pemaparan.

Dijelaskan, kelompok ternak Patuh Angen menerapkan pengelolaan sistem “1-1-4” yang berarti satu induk satu anak selama setahun dan itu berjalan selama 4 tahun.



“Sistem pengelolaan ini dianggap berhasil karena sebagian besar anggota kelompok yang nol pendidikan itu ekonominya meningkat. Dari berternak ini masyarakat banyak anaknya bisa sekolah hingga kuliah dan sebagian besar anggota kelompok bisa menaikkan ekonomi keluarga,” tambah Ali.

Setelah mendapat banyak pelajaran, rombongan kemudian melanjutkan kunjungan ke Dusun Montong Daye di Desa Selat. Di sana rombongan menuju kelompok tani Patuh Karya yang menerapkan pola tanam padi tiga kali setahun. Hasilnya, kelompok ini termasuk sebagai salah satu penyumbang surplus beras di Kabupaten Lombok Barat.

Usai kunjungan, ketua rombongan Munawir mengaku sangat bangga dengan sistem yang diterapkan kedua kelompok. Munawir semakin bangga saat mengetahui Kabupaten Lombok Barat memiliki ribuan kelompok tani.

“Apa yang kami pelajari di Lombok Barat ini akan kami coba di Aceh,” katanya. (WR)