MATARAM, Warta NTB – Dua wanita berinisial SH dan DH diringkus Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (Polda NTB), Senin (10/1/2022).
Keduanya diduga terlibat tindak pidana perdagangan orang dan atau pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal tujuan Negara Turki.
Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto SIK M.Si pada acara Konferensi Pers di Mapolda NTB, Selasa (11/1/2022) menjelaskan, penangkapan kedua tersangka atas dasar laporan dari korban LS yang direkrut pada 2 Juni 2021 lalu di Dusun Kedome Desa Ketapang Raya, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) NTB.
“Korban LS direkrut oleh sponsor SH dan DH untuk menjadi PMI ke luar negeri, sebagai pengasuh orang lanjut usia dengan gaji yang akan diterima sebesar 21 juta untuk 3 bulannya, dengan kontrak selama 2 tahun,” jelasnya.
Atas janji tersebut lanjut Dia, korban LS bersedia diberangkatkan ke Jakarta untuk pembuatan paspor yang mana, identitas korban LS dituakan dan LS mendapat uang tif sebesar 3 juta. Kemudian kurang lebih dua minggu korban diberangkatkan ke Negara Turki dan dijemput oleh agen setempat kemudian korban di pekerjakan ke majikan atas nama Baba.
“Selama bekerja korban LS mengalami perbuatan yang tidak menyenangkan berupa sering dicaci maki serta dimarah tanpa alasan yang jelas, sehingga atas apa yang dialami korban LS melarikan diri menuju KBRI Ankara guna meminta perlindungan dan meminta tolong agar dipulangkan ke negara Indonesia,” uraiannya.
Artanto menyampaikan, pada tanggal 11 Desember 2021 korban LS dipulangkan oleh pihak KBRI dan selanjutnya melaporkan kejadian yang dialaminya kepada SPKT Polda NTB. Atas dasar itu kedua terduga pelaku diringkus tim Ditreskrimum Polda NTB.
Sementara Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda NTB Kombes Pol Hari Brata mengatakan, pengiriman PMI yang dilakukan SH dan DH adalah Ilegal, tanpa dilengkapi dengan dokumen pengiriman yang sah dari pemerintah. Selain itu data Korban juga di palsukan, lebih spesipik lagi, yang dipalsukan adalah umur PMI yang dituakan agar diterima oleh pihak Turki.
“Mereka melakukan ini tanpa izin dan jelas ilegal, prosedur yang sebenarnya itu harus melalui mekanisme Dinas Tenaga Kerja dan berbadan hukum,” ungkapnya.
Hari Brata menjelaskan, mengenai pemalsuan berkas yang dilakukan oleh kedua oknum tersebut, Polisi masih mendalami kasusnya, apakah ada keterlibatan orang dalam atau hanya mereka yang melakukan hal itu untuk mengelabui petugas.
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Abri Danar Prabawa mengatakan, bahwa tidak membenarkan perekrutan tenaga kerja secara perseorangan yang di lakukan SH dan DH, dalam artian tanpa melalui PT dan dengan prosedur yang ada.
Diapun mengapresiasi tindakan cepat yang dilakukan Polda NTB yang telah mengungkap pengiriman PMI ilegal di NTB, Dia berharap hal itu dapat menjadi efek jera bagi para pelaku dan pembelajaran bagi para calon PMI.
“Mudah mudahan ini menjadi efek jera bagi siapa saja yang melakukan tindakan-tindakan seperti ini,” pungkasnya. (RED)