MATARAM, Warta NTB – Siapa sangka, bencana global Pandemi Covid-19 yang tengah menghantui berbagai belahan dunia, justeru menjadi momentum semakin menggeliatnya industrialisasi lokal di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berawal dari gagasan bagaimana menekan secara luas dampak sosial ekonomi yang diakibatkan wabah ini, Gubernur dengan ide cemerlang dan keberaniannya memutuskan menyediakan jaminan pengaman sosial bagi masyarakat terdampak. Tidak dengan uang, tetapi dengan produk-produk pangan dan suplemen lokal yang diproduksi oleh IKM-IKM di daerah.
Bagi Bang Zul, panggilan akrab Gubernur NTB, ia sering menyebut moment pandemi Covid-19 ini sebagai blessing in disguise atau berkah tersembunyi. Sebenarnya dari lisan beliau sering kita mendengar kata-kata puitis. Bukan maksud hanya membesarkan hati, namun kata-kata beliau harus dimaknai secara konkrit dengan keadaan NTB saat ini. Maksudnya adalah bagaimana masyarakat NTB tetap mampu memandang optimis seluruh dinamika keadaan daerah yang sedang terjadi.
Bukan tanpa alasan. Gubernur Bang Zul memulai periode pemerintahannya dengan pekerjaan besar rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa bumi 2018 lalu. Sejak saat itu, kalimat-kalimat seperti akan ada cahaya di ujung terowongan, atau daripada mengutuk kegelapan lebih baik kita bersama menyalakan lilin harapan, sering beliau sampaikan sembari menyosialisasikan gagasan-gagasan dan program-program unggulan NTB Gemilang, seperti industrialisasi.
Industrialisasi sendiri merupakan salah satu program unggulan NTB Gemilang di bawah kepemimpinan Gubernur, Dr. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah yang telah diusung sejak awal kepemimpinannya tahun 2019 yang lalu. Akan tetapi lagi-lagi kita bahkan dunia dihadapkan dengan pandemic Covid-19. Namun inovasi teknologi yang menjadi ruh konsep industrialisasi di NTB tetap menggeliat. Kita melihat bagaimana lembaga-lembaga pendidikan vokasi menciptakan prototype alat dan mesin yang menjadi modal utama menggerakan industrialisasi, seperti motor listrik lingsar yang diciptakan oleh SMKN 1 Lingsar Lombok Barat, cold storage dari SMKN 2 Gerung Lombok Barat begitu juga inovasi APD karya SMKN 4 Mataram. STIP Banyumulek yang menjadi core industrialisasi NTB juga terus berkarya bekerjasama dengan IKM-IKM permesinan menciptakan dan menyempurnakan teknologi-teknologi mesin yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Berkah tersembunyi mulai terlihat. Covid-19 betul-betul menjadi momentum kuat dan semakin berdayanya IKM-IKM lokal. Bagaimana kemudian di tengah pandemi ini lahir juga konsep TDC (Trade and Distribution Center) untuk kemandirian BUMDes dalam konsep mahadesa yang digagas PT. Gerbang NTB Emas. TDC yang akan menjadi sentra perdagangan dan distribusi produk-produk lokal masyarakat. Tidak ada monopoli pedagang besar. Sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
“NTB bisa maju ekonominya kalau desanya juga maju ekonominya. Ekonomi Desa maju kalau BUMDes nya hidup dan produktif. BUMDES hidup maka outlet untuk UKM harus tersedia. Dan dengan tersedianya Outlet maka UKM -pun hidup dan bergerak, jelas Gubernur pada saat meresmikan TDC Desa Kuripan Utara (23/4-2020).
Selain itu, bagaimana kemudian lahir juga kebijakan yang diapresiasi pemerintah pusat untuk menyediakan Jaring Pengaman Sosial dalam paket yang berisi produk-produk pangan hasil industri olahan lokal. Tentu inilah momentum untuk bisa membangun kemandirian ekonomi daerah.
Provinsi NTB menjadi provinsi pertama yang mengambil langkah berani dengan
memberikan Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang dikenal sebagai JPS Gemilang bagi
masyarakat. JPS Gemilang sendiri bukan bantuan biasa yang diberikan pada
masyarakat. Bantuan ini melibatkan 534 IKM dan UKM lokal asli masyarakat
NTB.
Di NTB sendiri banyak memproduksi produk sembako lokal yang berkualitas dan melimpah. Dari beras, ikan, kopi, minyak, dan beraneka kebutuhan pokok lainnya. Oleh karena itu, Pemprov NTB berinisiatif mengemas bantuan JPS Gemilang 100 % dengan memanfaatkan produk lokal. Dengan begitu sektor perekonomian masyarakat bisa tetap hidup dan berkembang.
“Kami selalu punya anggapan bahwa setiap keadaan, krisis dan kesulitan itu pasti ada peluangnya,” kata Gubernur dalam banyak kesempatan yang berbeda.
Dari ratusan IKM/UKM tersebut, terdapat 15 item pokok produk lokal untuk mengkaver bantuan pemerintah Provinsi NTB. item-item tersebut, diantaranya bantuan seperti beras, garam, ikan kering, minyak kelapa, abon, gula aren, minyak kayu putih, kopi, teh kelor, serbat jahe, susu kadelai, masker, sabun, kue kering dan goody bag vinyl.
Dari semua produk-produk lokal itu telah melibatkan IKM/UKM yang tersebar di seluruh kabupaten kota se-NTB. Terdapat 126 IKM/UKM dari Kota Mataram, Lombok Barat 74 IKM/UKM, Lombok Tengah 44 IKM/UKM, KLU 54 IKM/UKM, Lombok Timur 71 IKM/UKM, KSB 29 IKM/UKM, Sumbawa 26 IKM/UKM, Dompu 41 IKM/UKM, Bima 30 IKM/UKM Dan Kota Bima 36 IKM/UKM. Sehingga total IKM/UKM yang terlibat dalam progran JPS Gemilang sebanyak 534 industri dan usaha lokal masyarakat NTB.
Diberdayakannya IKM dan UKM lokal di NTB diharapkan Gubernur NTB tidak hanya sebagai solusi pemberdayaan di tengah pandemi Covid-19, namun menjadi momentum dan akan terus berlanjut dalam merajut kepingan-kepingan langkah industrialisasi NTB di masa yang akan datang. (WR-02)