Bahas Isu Sara, Bupati Karang Asem Bali Kunjungi Lobar

1252
Kehadiran Bupati Karang Asem, I Gusti Ayu Mas Sumantri, S.Sos dan rombongan diterima langsung oleh Pjs Bupati Lobar, H. L. Saswadi, Sekda Lobar H. Moh. Taufiq, anggota Forkopimda Lobar serta sejumlah OPD terkait.

Giri Menang, Warta NTB – Secara historis jika dikaitkan pada zaman kerajaan dulu, Kabupaten Lombok Barat (Lobar) dan Kabupaten Karang Asem Provinsi Bali sangat dekat. Selain itu kondisi saat ini di Kabupaten Karang Asem penduduknya banyak berasal dari Pulau Lombok.

“Hampir 45 persen penduduk Karang Asem berasal dari Lombok,” papar Bupati Karang Asem I Gusti Ayu Mas Sumantri, S.Sos saat memperkenalkan tim Silaturahmi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Karang Asem di Ruang Rapat Jayengrana Kantor Bupati Lobar, Jumat (2/3/2018).

Kedatangan rombongan diterima langsung oleh Penjabat sementara (Pjs) Bupati Lobar, H. L. Saswadi, Sekda Lobar H. Moh. Taufiq, anggota Forkopimda Lobar serta sejumlah OPD terkait.

“Tujuan kami datang ke Lombok Barat untuk silaturahmi yang diisi dengan sinkronisasi masalah keamanan dan ketertiban,” kata bupati wanita ini.


Kabupaten Karang Asem sendiri hanya terdiri dari 8 kecamatan, 78 desa dengan jumlah penduduk hanya 410.800 jiwa. Namun masalah konflik sosial dan isu suku, agama dan ras (SARA) belum terjadi secara signifikan.

“Kendati begitu, kami bersama tim Forkopimda perlu melakukan silaturahmi dan mensingkronisasikan penanganan masalah konflik sosial dan isu SARA ini,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Pjs Bupati Lobar H.L. Saswadi memaparkan data kriminalitas yang ada di Lobar. Mantan Sekwan Lobar ini merinci, kasus kriminalitas yang mendominasi adalah kasus penipuan. Jumlahnya mencapai 105 kali, menyusul kasus penganiayaan sebanyak 95 kali.

“Kasus-kasus lain hanya pada hitungan belasan kali. Sedangkan kasus yang belum terjadi adalah kasus kepemilikan senjata api (senpi), menyusul kasus pemerkosaan/pencabulan hanya terjadi 4 kali,” jelasnya.

Di Kabupaten Lobar, kata Saswadi, saat ini sedang menggelar Pilkada. Dikaitkan dengan situasi keamanan dan ketertiban, setelah dievaluasi oleh provinsi NTB, ternyata yang teraman di NTB adalah Lobar. Namun masalah penipuan dan lainnya bukan menjadi isu terbesar.

“Yang menjadi isu besar itu adalah sara, namun tidak pernah terjadi,” tegasnya.


Senada dengan Saswadi, Sekda Lobar HM.Taufiq pun menyatakan hal yang sama. Dikatakannya, isu sara di Lobar memang tidak pernah terjadi berkat koordinasi dan kedekatan anggota Forkopimda Lobar sudah demikian bagus baik dengan Forkopimda provinsi maupun kabupaten/kota.

“Kalau ada masalah sedikit kita langsung kumpul dan kita kompak, kemana-mana kita bareng keliling,” ujar sekda.

Saat ini Pemkab Lobar gencar mengkampanyekan himbauan bertajuk “Pilkada Damai”. Beberapa waktu lalu Pjs Bupati didampingi jajaran bersama Forkopimda bersilaturahmi ke seluruh pasangan calon Bupati Lobar yang akan bertarung di Pilkada. Selain itu Pemkab Lobar juga roadshow ke seluruh kecamatan dan bertemu dengan seluruh Kepala Desa guna mengkampanyekan pesan Pilkada Damai.

Komunikasi intensif semacam itu yang membuat Forkopimda Karang Asem ingin membuat semacam kerja sama dalam rangka penanganan kasus-kasus sosial di daerah masing-masing.

Terkait dengan kerjasama ini, beberapa waktu yang lalu, Kabupaten Bogor juga menginginkan hal yang sama. Namun, penandatanganan kerjasama belum semat dilakukan. Jika hal ini sudah ada kesepakatan, maka dalam waktu dekat, antara Forkopimda Lobar, Karang Asem dan Bogor bisa dikoordinasikan segera.

Tidak berhenti sampai di situ, Sekda Taufiq juga menyinggung keberadaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Lobar. Diakuinya, FKUB sangat berperan dalam rangka menjaga konflik yang kemungkinan akan memicu menimbulkan masalah.

“Biasanya itu kita rangkul dan menggelar diskusi bersama sebelum masalah itu membias,” kata sekda. (WR-02)