Walikota Silaturahim Dengan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat

1209
Walikota Bima M. Qurais H. Abidin foto bersama Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat

Bima Kota, Wartantb.com – Walikota Bima M. Qurais H. Abidin melaksanakan pertemuan dalam rangka silaturahim bersama para tokoh agama dan tokoh masyarakat Kota Bima pada hari Kamis, 3 November 2016. Pertemuan dilaksanakan di aula kantor Walikota, dihadiri oleh Kapolres Bima Kota  AKBP Ahmad Nurman Ismail, SIK, Kepala Kemenag Kota Bima Drs. H. Syahrir, Ketua MUI Kota Bima Drs. H. M. Saleh Usman, TGH Gani Masykur, Drs. H. Usman AKA, Ketua FKUB Kota Bima Eka Iskandar, Drs. H. Dhena Muhammad serta sejumlah tokoh lain.

Pertemuan tersebut dimanfaatkan oleh Walikota untuk menyatukan persepsi dalam mengantisipasi aksi demonstrasi tanggal 4 November 2016  serta sosialisasi program pembangunan Kota Bima.

Terkait rencana aksi demonstrasi 4 November 2016, para tokoh agama Islam Kota Bima sepakat untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat agar melaksanakan aksi damai tanpa tindakan anarkis dan hujatan. Hal ini ditegaskan oleh Ketua MUI Kota Bima melalui pernyataannya.

“Wajar jika umat Islam membela agamanya. Namun cara membelanya jangan sampai merusak persatuan serta mengganggu ketenteraman masyarakat. Ahok sudah meminta maaf, berarti yang bersangkutan sudah mengakui bahwa perbuatannya salah. Permohonan maaf tersebut kita terima, namun proses hukum harus terus berjalan. Proses hukumnya yang harus kita kawal”, kata Ketua MUI Kota Bima.

Ketua KNPI Kota Bima Dzul Amirulhaq menegaskan pernyataan sikap yang sama. Ia menghimbau para pemuda agar melaksanakan demonstrasi dengan santun.

Kapolres Bima Kota memberikan tanggapan mengenai tuntutan para tokoh agama atas proses hukum Ahok. “Kapolri telah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa tidak ada satupun warga negara yang kebal hukum. Setiap tuntutan yang masuk ke Kepolisian, tentu akan diproses sebagaimana mestinya”, demikian pernyataan Kapolres Bima Kota.

Walikota mengucapkan terima kasih atas dukungan para alim ulama untuk menjaga suasana daerah tetap kondusif. Para pemuka agama dipersilakan untuk mengawal jalannya demonstrasi. “Pemerintah tetap memberikan ruang untuk menyatakan sikap. Yang diminta adalah, jangan sampai kritikan melebar kepada hal-hal yang menyangkut SARA. Pribadi Ahok yang kita kritisi, bukan etnisnya, bukan agamanya, juga bukan partainya”, pesan Walikota.

Setelah ada kesepakatan tentang upaya antisipasi rencana demonstrasi, Walikota menggunakan kesempatan untuk memaparkan beberapa rencana pembangunan antara lain pembangunan masjid terapung, serta pengembangan pelabuhan Bima  dan kawasan pinggiran kota.

Sesuai arahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, pelabuhan Bima akan dikeruk untuk menambah kedalaman sehingga kapal pengangkut bermuatan besar bisa berlabuh. Penataan pelabuhan harus diimbangi dengan upaya peningkatan produktivitas pertanian di kawasan Bima dan Dompu agar pelabuhan bisa berfungsi optimal untuk distribusi hasil pertanian.

Salah satu upaya yang diharapkan dari Pemerintah Daerah adalah meningkatkan produktivitas jagung. Hal inilah yang sedang diprogramkan oleh Pemerintah Kota Bima terutama untuk kawasan pinggiran kota. Jalan usaha tani sebagai infrastruktur pendukung sudah dibangun di berbagai area pertanian.
Drs. H. Usman AKA yang juga pernah menjabat Sekretaris Daerah Kota Bima dan Wakil Bupati Bima menyampaikan dukungan terhadap program peningkatan komoditas jagung. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan aktivitas perekenomian serta mengurangi angka kemiskinan.

Ketua MUI Kota Bima mendukung rencana pembangunan masjid terapung di Ama Hami. “Pada saatnya nanti, masjid terapung tersebut akan menjadi ikon Kota Bima”, katanya.

Pertemuan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh TGH Gani Masykur. Walikota menyampaikan ucapan terima kasih kepada para tokoh agama dan masyarakat atas berbagai saran untuk membangun Kota Bima.***(01)