Soal Penanganan Covid-19, Mahasiswa dan Pemuda Lakukan Audiensi dengan Pemerintah Desa Sie

1075
Kegiatan audiensi yang dilakukan oleh Mahasiswa dan Pemuda Desa Sie terkait penanganan Covid-19.

BIMA, Warta NTB – Sejumlah mahasiswa dan pemuda Desa Sie, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima melakukan audiensi dengan pemerintah desa setempat, Senin (4/5/2020) pagi. Audiensi dilakukan menyusul kekhawatiran mereka terhadap penyebaran virus corona (Covid-19) yang kian memperhatikan.

Ahyar  salah satu Pemuda Desa Sie mengatakan, kehadiran sejumlah mahasiswa dan pemuda ke Kantor Desa Sie  hari ini untuk menanyakan sejauh mana keseriusan Pemerintah Desa Sie dalam penanggulangan dan pencegahan penyebaran virus corona di  Desa Sie.

Ia dan kawan-kawan menilai bahwa pemerintah Desa Sie belum serius menindalanjuti  Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020  dan Surat Edaran Mendes PDTT Nomor 8 Tahun 2020 tentang Desa Tanggap  Covid-19  dan Penegasan Padat Karya Tunai Desa.

“Kami menilai selama ini Pemerintah Desa  Sie belum serius melakukan tindakan pencehagan penyebaran virus corona di tingkat desa. Selain itu kami  juga  menanyakan tentang keberadaan Relawan Tim Gugus Tugas Covid-19 yang seharusnya  menjadi garda terdepan di tingkat desa dalam menangkal penyebaran virus corona,”  katanya.

Beberapa hal lain yang ingin kami tanyakan adalah carut marutnya data penerima bantuan berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Kementerian Sosial yang malah menimbukan kegaduhan di tengah masyarakat. Data-data tersebut dinilai bermasalah, banyak nama-nama yang bukan kategori miskin malah mendapat bantuan, sementara orang yang benar-benar miskin tidak mendapatkan bantuan bahkan orang yang sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu masih ada nama sebagai penerima dan bahkan ada penerima dobel dalam satu keluarga.

“Data bermasalah ini harus segera mendapkan penjelasan detail dari pemerintah desa dari mana data tersebut bersumber dan bagaiman mekanisme penginputan data tersebut sehingga tidak menimbulkan kegaduhan di tengah  masyarakat apalagi ini dalam pandemi Covid-19,” ujar Ahyar.

Selain itu mahasiswa dan pemuda juga menyorot kinerja Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Sie yang dinilai apatis terhadap persoalan warga dan lamban bergerak dalam upaya pencegahan virus corona.

“BPD adalah perwakilan masyarakat desa yang seharusnya menyuarakan aspirasi masyarakat ke pemerintah desa, tetapi kenyatannya kalau kami tidak bergerak mereka hanya diam saja dan tidak ada upaya apa-apa  semacam tidak memahami tupoksi,”  kata Ahayar.

Sementara menanggapi audiensi yang dilakukan oleh mahasiswa dan pemuda, Kepala  Desa Sie Aman,  S.Sos didampingi Sekretaris Desa Farhan, Ketua BPD Khairul Saleh dan anggota BPD bersama perangkat desa menyampaikan bahwa pemerintah desa telah melakukan tindakan awal dengan melakukan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat umum seperti di kantor desa,  masjid dan mushala, serta di tempat-tempat umum lainnya.

“Kegiatan ini  kami libatkan Babinsa, Bhabinkamtibmas, perwakilan dari Pusekesmas Monta, BPD dan perangkat desa serta bebera unsur masyarakat,” katanya.

Aman mengakui hingga saat ini pemerintah desa belum membentuk Tim Relawan Gugus Covid-19 tingkat desa dan secepatnya akan dilakukan rapat pembentukan karena memang penangan Covid ini sangat urgen. 

“Insya Allah besok kita akan jadwalkan rapat pembentukan Relawan Covid-19 dengan melibatkan unsur  masyarakat dan unsur-unsur terkait lainnya,” ujarnya.

Sementara menanggapi data penerima BLT dari Kementerian Sosial, Aman mengaku data tersebut bukan dari pemerintah desa, bahkan mereka sendiri bingun bagaimana proses verifikasi dan falidasi data yang dilakukan oleh pemerinta pusat sehingga nama-nama penerima tersebut bisa keluar.

“Kami tidak tahu bagaimana  data tersebut bisa muncul  karena sebelumnya tidak ada koordinasi dengan pemerintah desa untuk  menetapkan nama-nama calon penerima,  kami menduga data tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik yang memang tidak pernah di  update,” urainya.

Terkait kegiatan audiensi, Kades mengapresiasi mahasiswa dan pemuda desa sie yang memiliki kepedulian untuk membangun desa, lebih-lebih dalam upaya pencegahan dan penyebaran Covid-19. “Kami mengapresiasi apa yang dilakukan oleh adik-adik mahasiswa dan pemuda dalam upaya membangun desa di forum ini juga kami mengundang adik-adik untuk hadir dalam  rapat pembentukan tim relawan besok, kami harap adik-adik bisa terlibat,” tutupnya.

Pantauan wartawan di lokasi, kegiatan audiensi ini juga sebelumnya diwarnai dengan ketegangan antara mahasiswa dan pemuda dengan pemerintah  desa dan BPD yang masing-masing pihak saling mempertahankan argumen, keadaan mencair  setelah ada titik temu bahwa bagi penerima bantua tidak boleh dobel baik bantuan BLT Kemensos, JPS Bima Ramah,  JPS NTB Gemilang dan BLT Dana Desa yang nanti akan dilakukan verifiiksi dan falidasi ualng oleh Tim Relawan Covid-19 yang telah  terbentuk. (WR-Bud)