Seabad Lebih Usia Muhammadiyah, TGB: Pantas Disebut Bapaknya Organisasi Lain

1584
Ke depan keberadaan Muhammadiyah Indonesia, diharapkannya akan terus berada di garda terdepan dalam mempertahankan nilai-nilai Islam agar rahmatan lilalamin.

Mataram, Warta NTB — Muhammadiyah sebagai organisasi yang berdiri paling sepuh, diibaratkan oleh Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi sebagai Abun (bapak) dari organisasi-organisasi lain di Indonesia, seperti Nahdatul Ulama (NU) dan Nahdatul Wathan (NW) yang lahir jauh di bawah kelahiran Muhammadiyah.

Organisasi Muhammadiyah lahir pada taggal 8 Nopember 1912 M atau 8 Zuhijjah 1330 H. Artinya lahir 33 tahun sebelum NKRI berdiri, 12 tahun lebih dahulu lahir dari NU yakni 1926 M dan 41 tahun lebih dahulu dari NW pada tahun 1953.

“Sebagai organisasi Islam yang lahir jauh dari kelahiran organisasi Islam lain di Indonesia, maka pantaslah jika Muhammadiyah diibaratkan sebagai Abun (Bapak) dari organisasi lain di Indonesia yang memiliki tugas berat dalam mengayomi anak-anaknya,” ujar TGB saat pengajian Milad Muhammadiyah ke-108 Masehi di Aula Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Provinsi NTB, Senin (18/12/2017).

Tuan Guru Bajang (TGB) sapaan akrab Gubernur NTB dua periode itu, yang hadir didampingi istri Hj.Erica Zainul Majdi menghimbau agar generasi muda Muhammadiyah selalu bersyukur dan bangga bisa menjadi bagian dari organiasi yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan ini.

Sebab menurut TGB suatu organisasi dapat mencapai usia yang sangat sepuh seperti Muhammadiyah ini, bukanlah sesuatu hal sederhana dan mudah dicapai. Maka dalam usia ini kalau dalam kontek manusia akan kembali bersifat seperti belia, ujarnya.

TGB menegaskan harapannya, agar di usia menginjak 1 abad ini organisasi Muhammadiyah kembali tampil belia dengan nilai-nilai hebat, sebagai spirit dalam menjalankan tugas-tugas mulia membangun dan memperkokoh nilai-nilai kebersamaan NKRI.

Ke depan keberadaan Muhammadiyah  Indonesia, diharapkannya akan terus berada di garda terdepan dalam mempertahankan nilai-nilai Islam agar rahmatan lilalamin.

Guna mewujudkan hal itu menurut TGB, maka  Generasi penerus Muhammadiyah harus bangkit bersama mewujudkan cita-cita pendirinya untuk menyatukan dan mendekatkan umat dengan agama.

Ia  juga mengingatkan kontribusi besar Muhammadiyah dalam membangun Indonesia dalam kontek kebersamaan harus terus dirawat, diperkuat dan ditingkatkan. Karena menurut TGB sesungguhnya khazanah yang dimiliki bangsa jauh lebih besar dari destruktif-destruktif yang akan merusak bangsa Indonesia ini. [WR-01]