Rayakan Milad ke-58, SMPN 1 Kota Bima Gelar Haflah Quran

1607
Kegiatan Haflah Quran dengan tema “Melalui Haflah Al Quran Kita Wujudkan Generasi yang Reigius, Qurani dan Berprestasi” dipusatkan di Masjid Nurul Ilmi SMPN 1 Kota Bima, Jumat (5/1/2018).

KOTA BIMA, Warta NTB – Memperingati hari jadi (Milad) yang ke 58, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kota Bima menggelar kegiatan Haflah Quran bersama dewan guru dan para siswa di sekolah setempat.

Kegiatan Haflah Quran dengan tema “Melalui Haflah Al Quran Kita Wujudkan Generasi yang Reigius, Qurani dan Berprestasi” dipusatkan di Masjid Nurul Ilmi SMPN 1 Kota Bima, Jumat (5/1/2018) dengan menghadirkan Ustadz Islamuddin, S.Pdi.

Asisten tiga Setda Kota Bima Bidang Administrasi Umum Drs. H. Mukhtar MH yang mewakili pemerintah Kota Bima dalam kegiatan menyampaikan apresiasi kepada Kepala Sekolah Hj. Nurmah, M. Pd dan dewa guru yang telah merangkai kegiatan Milad dengan acara Haflah Al Quran.

Dikatakan, sesuai dengan visi-misi Kota Bima 2013-2018, maka aspek religius memang harus menjadi salah satu perhatian utama untuk kita tanamkan pada anak didik. Kenapa karakteristik “Beriman” diletakkan paling awal, karena hal ini harus menjadi sendi dan roh yang akan membekali anak didik dalam menghadapi masa depanya nanti.



“Kegiatan seperti ini sangat positif, selain menanamkan kecintaan anak-anak pada kitab suci Al Quran, kegiatan ini juga akan media untuk menyemai akhlak dan moral generasi penerus kita,” katanya.

Mukhtar menambahkan, kegiatan ini dapat membentengi anak didik kita dari pengaruh negatif seperti penyalahgunaan Narkotika Dan Obat-Obatan Terlarang (Narkoba) yang menjadi ancaman bagi masa depan bangsa dan negara.

“Sekarang, untuk menghancurkan sebuah bangsa tidak perlu lagi melalui perang senjata,maka cukup dengan menghancurkan karakter dan moral generasi muda,” katanya.

Ia menegaskan, ada banyak cara yang dilakukan pihak lain untuk menghancurkan karakter dan moral generasi kita, antara lain dengan mengikis kesantunan dan nilai-nilai kesopanan generasi muda dan menanamkan nilai-nilai kekerasan melalui bacaan atau tontonan.

“Ini sudah bisa kita lihat sekarang, murid kurang menghormati guru, anak kurang menghormati orang tua. Tawuran dan perkelahian antar pelajar semakin sering terjadi,” tandasnya. (WR-02)