Presiden Ingatkan Pentingnya Penyampaian Nilai Ideologi Pancasila Kepada Penerus Bangsa

1097
Presiden berpesan bahwa pendidikan politik beretika tak hanya berlaku bagi para politikus saja, tapi juga harus ditularkan kepada generasi-generasi muda Indonesia.

Jakarta, Wartantb.com — Presiden Joko Widodo mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mengembangkan dan menyebarkan cara-cara berpolitik yang penuh santun, bersih, dan beretika. Hal ini disampaikan Presiden saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan Simposium Nasional Kebudayaan Tahun 2017 di Balai Kartini, Jakarta Selatan,  Senin (20/11/2017).

“Saya kira cara-cara berpolitik yang baiklah yang harus kita juga kembangkan. Kita sampaikan kepada masyarakat dan anak-anak kita agar nilai-nilai keindonesiaan itu betul-betul tidak hilang,” ucapnya.

Dalam sambutan tersebut, Presiden mengemukakan bahwa sering sekali ditemukan adanya pendidikan politik yang kurang baik turut disampaikan kepada masyarakat.

“Yang kita lihat memang banyak juga elit-elit politik kita yang masih memberikan pendidikan yang tidak baik pada masyarakat kita. Coba kita lihat, banyak yang masih berteriak-teriak mengenai antek asing, antek ‘aseng’, dan PKI bangkit,” tegasnya.

Mengenai komunisme dan PKI sendiri, sikap Presiden Joko Widodo sudah sangat jelas.

“Kalau PKI bangkit ya gebuk saja sudah, gampang. Payung hukumnya juga jelas, TAP MPRS nya masih ada. Kenapa kita harus bicara banyak-banyak mengenai ini?” ucapnya.

Presiden berpesan bahwa pendidikan politik  beretika tak hanya berlaku bagi para politikus saja, tapi juga harus ditularkan kepada generasi-generasi muda Indonesia.

“Oleh sebab itu, nilai-nilai keindonesiaan kita, nilai-nilai kesopanan, kesantunan, dan semua yang terkandung dalam ideologi Pancasila, saya kira harus terus disampaikan kepada anak-anak kita. Mengenai kerukunan, persaudaraan, dan toleransi,” tuturnya.

Usai acara tersebut, Presiden sempat diminta untuk menjelaskan lebih detail soal politik beretika oleh para jurnalis. Menurutnya, politik yang beretika cukup sederhana, yakni politik yang mengedepankan karakter keindonesiaan.

“Karakter keindonesiaan kita seperti itu, politik yang beretika dan mengembangkan nilai-nilai kesantunan. Bukan politik yang mencela, mencaci maki, dan menjelekkan. Mau mengkritisi silakan, tapi dengan nilai-nilai kesantunan dan etika yang kita miliki,” urainya.

Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Juga hadir Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno. (WR01/H)