Dengarkan Aspirasi PGRI, Presiden Jokowi Komitmen Tingkatkan Kualitas dan Kesejahteraan Bagi Guru

1365
Presiden Jokowi saat menghadiri acara puncak Peringatan Hari Guru Nasional ke-72 di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi, Sabtu (2/12). (Foto: Humas/Jay).

Bekasi, Warta NTB — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan komitmen untuk melaksanakan Undang-Undang Guru dan Dosen dengan baik, mendorong sertifikasi, dan tidak pernah akan menghentikan tunjangan profesi guru.

Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi sebagai respons pertama dari permohonan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dalam sambutan awal saat acara puncak Peringatan Hari Guru Nasional ke-72 di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi, Sabtu (2/12/2017).

“Saya percaya peningkatan mutu guru perlu dibarengi dengan kebaikan kesejahteraan yang tentu harus disesuaikan dengan kemampuan negara. Karena itu, saya mohon agar persoalan sertifikasi dapat dilaksanakan dengan baik dan tunjangan profesi bagi guru yang telah disertifikasi dibayarkan tepat waktu dan tepat jumlah,” ujar Presiden.

Lebih lanjut, Presiden juga menyampaikan kalau akan mengecek dan mengontrol hal itu. Ia juga menambahkan tidak ingin mendengar berbagai keluhan proses pencairan dan keterlambatan tunjangan profesi karena negara telah mengalokasikannya dengan baik.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyampaikan komitmen sebagai bentuk penghargaannya kepada guru. Ia juga meminta agar kerja sama dan koordinasi aparat pusat dan daerah harus semakin ditingkatkan.

“Yang kedua, tugas guru adalah mendidik dengan sebaik-baiknya terhadap siswa-siswanya. Seharusnya tugas guru lebih banyak bersama peserta didik agar terjadi proses pendidikan yang berkualitas,” tambah Kepala Negara.

Berbagai urusan administrasi, lanjut Presiden, yang menjadi keluhan guru dalam beragam bentuk seperti kenaikan pangkat, sertifikasi, pencairan tunjangan profesi, inpassing bagi guru swasta dan yang lain-lainnya seharusnya dapat disederhanakan. Ia menambahkan agar pengurusan administrasi jangan lagi ruwet-ruwet dan mbulet-mbulet sehingga semuanya harus dapat disederhanakan.

“Ini saya titip kepada Mendikbud, kepada Menpan, kepada Gubernur, kepada Bupati, kepada Wali Kota, jika pelayanan publik sekarang sudah jauh lebih baik, terbuka dan transparan, saya harap sistem layanan tata kelola guru pusat dan daerah juga bisa lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien,” tambah Presiden.

Yang ketiga, sambung Presiden, bahwa betul negara Indonesia sekarang ini sedang giat membangun infrastruktur agar terjadi pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh tanah air. Untuk itu, lanjut Presiden, kekurangan guru akan diisi secara bertahap sesuai kemampuan pemerintah dengan mengedepankan meritrokasi.

“Guru-guru yang telah mengabdi lama sepanjang memiliki kualifikasi dan kompetensi, akan diberikan kesempatan terlebih dahulu, jangan ditutup kesempatan mereka. Sedangkan guru-guru 3T, guru yang berada pada posisi terdepan, terluar, tertinggal, yang telah mengabdi puluhan tahun, yang memiliki kompetensi dan kualifikasi, harus diberikan prioritas,” jelas Presiden Jokowi.

Pemerintah, menurut Presiden, tidak akan meninggalkan para guru yang telah mengabdi dengan gigih. “Kita harus sabar dan yakin untuk bersama-sama membangun negeri ini. Ada banyak ruang untuk membantu guru. Seperti melalui bantuan BOS dari waktu-waktu akan diperbaiki jumlah, maupun kualitas dan lain-lainnya,” tutur Presiden.

Kepala Negara juga meminta agar Kemdikbud, Kemenpan, BKN, dan Pemda melakukan rapat koordinasi untuk memastikan pengisian kekurangan guru bisa dilakukan dengan baik tanpa meninggalkan kesempatan bagi guru tidak tetap.

Di bagian akhir sambutan, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kesadaran untuk maju demi masa depan bangsa ini sangat diperlukan dari elemen bangsa utamanya dunia pendidikan dan guru.

“Oleh karena itu, saya menitipkan masa depan bangsa ini kepada abdi negara agar mengurus pendidikan secara benar serta komitmen guru untuk memberikan yang terbaik dalam melaksanakan pengabdian bagi anak didik kita, generasi penerus kita dan penentu masa depan kita,” pungkas Presiden.

Aspirasi PGRI
Sebelumnya, Unifah Rosyidi, dalam sambutan sebagai Ketua Umum PGRI, menyampaikan harapan agar Presiden Jokowi mendengar suara guru, pendidik, dan tenaga kependidikan.
Ia menambahkan bahwa masalah administrasi, kesejahteraan, dan pengisian guru untuk daerah terdepan, terluar, serta tertinggal menjadi perhatian Presiden Jokowi.

“PGRI secara konsisten memperjuangkan aspirasi anggota yang kami suarakan dengan cara-cara yang mengedepankan nilai-nilai kesantuan, etika, dan dialog melalui pemikiran yang rasional berbasis data,” ungkap Unifah saat menyampaikan harapan kepada Presiden Jokowi.
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam acara tersebut, Mendikbud Muhadjir Effendy, KSP Teten Masduki, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. (WR)